Pemudik di Konawe Selatan Tidak Tidur Menunggu Kapal Penyeberangan, Takut Disalip Dalam Antrean

Pemudik yang ingin pulang kampung merayakan hari raya Idul Fitri rela antre berjam-jam

Muhammad Yunus
Minggu, 01 Mei 2022 | 05:50 WIB
Pemudik di Konawe Selatan Tidak Tidur Menunggu Kapal Penyeberangan, Takut Disalip Dalam Antrean
Pemudik menggunakan sepeda motor antre di pelabuhan. Mereka tidak tidur karena takut disalip saat antre masuk kapal di Pelabuhan Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara [Telisik.id]

SuaraSulsel.id - Pemudik yang ingin pulang kampung merayakan hari raya Idul Fitri rela antre sampai tidak tidur di pelabuhan penyeberangan Torobulu-Tampo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, ratusan kendaraan roda dua sudah memadati pelabuhan jelang lebaran.

Aksi saling salip antar pengendara pun tidak terhindarkan. Hal tersebut diakibatkan membludaknya pemudik dari berbagai daerah di Sultra.

Seperti diungkapkan salah seorang pengendara roda dua, Ardian. Dia mengatakan, menyalip kendaraan lain sudah hal lumrah dalam keadaan antrean yang sangat padat seperti ini.

Baca Juga:Kendaraan Pemudik Asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara Mulai Memadati Jalan Raya Gorontalo

"Saya tiba tadi dari jam 23.00 malam di sini, kalau saya tidak salip kendaraan lainnya, bisa jadi besok pagi baru saya masuk dalam kapal feri," bebernya.

Sementara itu di tempat yang sama, Salam, pemudik asal Kelurahan Wamelai, Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat mengungkapkan, dirinya baru merasakan kembali nuansa mudik seperti ini. Setelah dua tahun berturut-turut tidak ada tradisi mudik disebabkan pandemi COVID-19.

"Kita sengaja membawa bekal makanan, kopi, air mineral dan perlengkapan lainnya. Karena kita sudah tebak pasti antreanya panjang. Kita datang di sini dari kemarin jam 21.00 Wita, dan antrean motornya kita masih di belakang, banyak sekali kendaraan," ungkap Salam kepada Telisik.id.

Para pemudik bahkan rela tidak tidur di malam hari demi menjaga kendaraan mereka. Agar lolos dari aksi salip antar sesama pengendara. Hal tersebut diungkapkan Ening, pemudik asal Desa Watumeela, Kabupaten Muna Barat.

"Saya tidak bisa tidur takut nanti antreanku disalip sama orang lain, harus bagadang kan," kata Ening.

Baca Juga:Posko Idul Fitri yang Disiapkan PLN Kalselteng Sepanjang Jalur Mudik, Ini 22 Titiknya

Sementara Asri pemudik asal Desa Kondongia, Kabupaten Muna merasa lega. Karena kendaraan miliknya sudah berada di barisan paling depan setelah berjuang semalam suntuk.

"Alhamdulillah tinggal tunggu kapal selanjutnya motorku sudah antrean paling depan, saya tiba dari Kendari kemarin jam 18.00 Wita," beber Asri.

Pengusaha warung makan mendapat berkah di tengah padatnya pemudik di pelabuha penyeberangan Torobulu-Tampo, Konawe Selatan, Sulawes Tenggara [Telisik.id]
Pengusaha warung makan mendapat berkah di tengah padatnya pemudik di pelabuha penyeberangan Torobulu-Tampo, Konawe Selatan, Sulawes Tenggara [Telisik.id]

Berkah Bagi Warung Makan

Arus mudik yang dimulai H-7 menjelang hari Raya Idul Fitri, menjadi berkah tersendiri bagi para pemilik rumah makan di pelataran Pelabuhan Torobulu-Tampo.

Lonjakan pemudik sangat tinggi di tahun ini. Bahkan banyak di antara para pemudik yang harus tertahan 1 hingga 2 hari di pelabuhan. Tentu saja mau tidak mau mereka harus membeli makanan di warung makan di area pelabuhan.

Pantauan Telisik.id sejak 3 hari lalu, rumah makan yang ada di pelabuhan selalu ramai dikunjungi para pemudik. Hal ini menyebabkan omzet pemilik rumah makan meningkat hingga tiga kali lipat dibanding hari biasanya.

Musim mudik seperti ini memang menjadi momentum yang sangat dinantikan oleh pemilik rumah makan. Hal tersebut diungkapkan Herman, pemilik Rumah Makan Selera Kita.

Ia mengatakan, para pedagang di area pelabuhan biasanya omzetnya meningkat di dua momen yakni saat libur Lebaran dan libur tahun baru.

Herman juga mengatakan, pendapatannya sejak satu minggu terakhir meningkat. Hal ini disebabkan jumlah pemudik yang sangat banyak.

"Yang kita harap dan tunggu-tunggu itu hanya mudik lebaran seperti ini dan libur tutup tahun. Hasil yang didapat juga berbeda dengan hari-hari biasanya, kalau hari biasa itu kadang tidak ada yang makan dan biasanya ikan yang di gabus sampai 2 minggu belum habis. Tapi kita syukuri semuanya. Dan untuk mudik kali ini kita bisa dapat 2 hingga 3 kali lipat dari pendapatan hari-hari biasanya," kata Herman kepada Telisik.Id, Sabtu (30/4/2022).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini