Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani mengatakan, Sudirman membawa tanah dan air yang penuh makna ke IKN. Dua kilogram tanah merah diambil di Kabupaten Bone, sementara satu liter air diambil dari kabupaten Gowa.
"Bukan tanah dan air sembarangan. Ada makna dan filosofinya," ujar Abdul Hayat saat dikonfirmasi Minggu, 13 Maret 2022.
Abdul Hayat menjelaskan tanah itu diambil di Tana Bangkalae, Kabupaten Bone. Tanah ini jadi simbol menyatunya tiga kerajaan di Sulsel kala itu.
Kerajaan itu adalah Kerajaan Gowa, Kerajaan Bone dan Kerajaan Luwu. Walau sempat berseteru, tiga kerajaan ini akhirnya bersatu untuk mengusir penjajah.
"Itu maknanya kenapa tanah diambil di Tana Bangkalae. Itu sejarahnya panjang, ada tiga kerajaan yang menyatu disana," jelasnya.
Sementara, untuk air diambil dari sumur masjid di Katangka, Kabupaten Gowa. Masjid ini dibangun pada tahun 1603 dan jadi salah satu masjid tertua di Indonesia.
Kata Hayat, sumur tersebut jadi tempat melepas penat bagi Sultan Alauddin. Di masjid tersebut juga jadi bukti perabadan sejarah masuknya agama islam di Sulawesi Selatan.
"Dan sumur itu abadi tidak kering. Masjid Katangka itu juga dahulu kala tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi jadi benteng perlindungan saat perang," ujar Hayat.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
- 1
- 2