"Kalau musiknya sih gue garap sendiri di studio gue di Bandung, namun karena gue dan Anya itu beda negara, akhirnya dia merekam suaranya sendiri setelah musiknya jadi, kemudian mengirimkan RAW vokalnya. Jadi di Ukraina itu hanya vocal record dan vocal mixing aja."
Sebagai penyempurna karya ini, Oghie juga mengajak Irman Usman, salah satu musisi karawitan untuk men-direct musik tradisinya dan mengisi gendang di lagu "I Saw The Love".
“Proses pembuatan musik cukup singkat sih, karena gue udah sering tektokan sama rekan-rekan etnomusikolog. Dan di lagu ini juga gue dibantu Irman Usman, musikus dan pemain instrumen musik tradisional, jadi seru banget sih. Kalo kesulitan hampir enggak ada yah, mungkin lebih ke pengalaman sedih aja, ketika rekaman gendangnya, maestro gendang dunia Abd Muin Dg. Mile asal makassar berpulang, jadi kita sampai harus break dulu sampai perasaan sedih selesai, lalu lanjut recording lagi,” ujar Oghie.
Untuk penulisan lirik pada lagu ini, Oghie menyerahkan ke Anya Shurubey. Liriknya yang sangat easy to catch dan simpel membuat keseluruhan lagu menjadi indah dan easy listening.
Baca Juga:Peringatan Korban 40 Ribu Jiwa di Makassar Jadi Semangat Melawan Pandemi Covid-19
Oghie menjanjikan kepada seluruh penanti karyanya bahwa semua musiknya akan mudah untuk dicerna, namun tetap punya musikalitas yang tinggi.
“Meskipun liriknya bahasa Inggris, semoga lagu ini bisa disukai oleh semua pendengar musik di tanah air tentunya, bisa memberikan warna baru di musik Indonesia, dan jadi anthem buat temen-temen yang lagi nyari genre baru,” tutur Oghie yang bercita-cita untuk segera dapat mengeluarkan album pertamanya.
Di bawah naungan label Lontar Records, mini album "Refrain" ini telah rilis pada tanggal 12 Desember 2021 lalu, dan kini sudah bisa didengarkan di seluruh digital musik platform yang tersedia.
Link musik: https://open.spotify.com/album/7Bai1BYaDOyEeWq3sWFwvO
Baca Juga:Kunker ke Makassar, Komisi XI Gelar Pertemuan dengan OJK dan BI