Waspada Penyakit Ain Menyebabkan Kematian, Berikut Cara Pengobatan Dalam Islam

Menghadirkan Ustadz Firanda Andirja, dengan mengangkat tema kajian "Waspada Penyakit Ain"

Muhammad Yunus
Minggu, 17 Oktober 2021 | 10:26 WIB
Waspada Penyakit Ain Menyebabkan Kematian, Berikut Cara Pengobatan Dalam Islam
Kajian Andalan Mengaji. Digelar Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menghadiri kajian Andalan Mengaji. Digelar Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021.

Kajian yang digelar secara hybrid tersebut menghadirkan Ustadz Firanda Andirja, dengan mengangkat tema kajian "Waspada Penyakit Ain".

Andi Sudirman menuturkan penyakit ain benar adanya, sehingga sepatutnya diketahui seperti apa penyakit ain dan bagaimana mengobati penyakit tersebut.

"Banyak saya dapatkan orang seperti itu karena kagum melihat sesuatu hal, terlalu memuji, jadi hati-hati penyakit ain. Dalam Islam kita patut pelajari bagaimana sahabat dahulu mempelajari seperti ini," katanya.

Baca Juga:Runway Bandara Aroepala Selayar Akan Diperpanjang, Diusulkan Masuk Proyek Strategis

Terlebih lagi, lanjut Andi Sudirman, penyakit ain bisa menyebabkan kematian.

"Sehingga, kajian ini penting kita pelajari," tegasnya.

Kajian Andalan Mengaji. Digelar Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Kajian Andalan Mengaji. Digelar Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Penyakit Ain Penyakit Berbahaya

Ustadz Firanda Andirja dalam kajiannya menyampaikan penyakit al-ain adalah penyakit yang berbahaya.

Namun berbagai persepsi muncul atas penyakit tersebut. Ada pula orang yang menolak karena tidak percaya. Ada pula yang fanatik, sehingga mengaitkan berbagai masalah dengan penyakit 'ain.

Baca Juga:Ali Topan Penyandang Disabilitas Asal Pinrang Raih Penghargaan Khusus Kalpataru

"Ada yang menolak tidak percaya dengan penyakit 'ain, mungkin karena menurutnya tidak logis hanya dengan melihat orang bisa sakit," ucapnya.

"Benar bahwasanya penyakit al 'ain adalah penyakit yang berbahaya, sampai dalam hadis disebutkan mayoritas umatku yang meninggal diakibatkan penyakit 'ain," tegasnya.

Penyakit 'ain, menurutnya Ustadz Firanda, tidak mesti disebabkan akibat pandangan buruk seseorang kepada orang lain, tetapi juga bisa disebabkan pandangan kagum terhadap orang lain.

Pencegahannya, katanya, bisa dilakukan dengan membentengi diri dengan membaca zikir pagi dan petang, membaca doa, serta tidak terlalu memuji dan tidak memandang buruk sesuatu yang dipandangnya.

"Ketika kita melihat sesuatu yang mempesona, hati-hati itu ciri kita sedang mengain. Pandangan yang tidak biasa itu 'ain. Tapi jangan lupa mendoakan atas pandangan kita tersebut," ungkapnya.

Kajian Andalan Mengaji. Digelar Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Kajian Andalan Mengaji. Digelar Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Cara Membentengi Diri dari Penyakit Ain

Bagaimana menghadapi hal ini?, Ustadz Firanda menyebutkan selain membentengi diri dengan membaca zikir pagi dan petang, sikap pamer dan mencari perhatian secara berlebihan juga perlu dihindari, tidak menceritakan kenikmatan yang dimiliki kepada orang lain.

"Setiap melihat kenikmatan jangan lupa memuji nama Allah Subhana Wa Ta'ala, Masha Allahu Quwata Illabillah," terangnya.

Untuk pengobatannya, Ustadz Firanda mengatakan, selain melalui ruqyah, pengobatan terhadap 'ain dilakukan dengan meminta orang yang memuji untuk berwudhu atau mandi dan menyiramkan sekali ke tubuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini