"Saya bilang itu uang kita, bukan?, Rahman bilang bukan pak, karena kita ada uang Rp50 ribu," ujarnya.
Harry juga mengaku langsung menghapus rekam jejak percakapannya dengan Agung saat itu. Lantaran ia sangat panik.
"Saya langsung hapus. Panik, Pak. Panik saya," ungkapnya.
Sementara, terpidana Agung Sucipto mengatakan uang itu akan diberikan ke Nurdin Abdullah lewat Edy Rahmat. Jumlahnya Rp2,5 miliar.
Baca Juga:Kasus Proyek Stadion Mandala Krida, KPK Periksa Dirut hingga Pegawai PT Arsigraphi
Agung mengaku menyerahkannya di pinggir jalan, di sekitaran daerah Jalan Rajawali, Kota Makassar. Uang itu ditaruh di dalam koper dan sebagian di ransel.
"Saat di kafe, saya menelpon Edy Rahmat supaya saya meyakinkan Harry Syamsuddin bahwa ini dana akan tiba (ke Gubernur) melalui Edy. Supaya Harry dengar, dia percaya bahwa uang ini tidak saya apa-apakan," ujar Agung.
Agung sebelumnya menyarankan agar uang itu diserahkan langsung ke Nurdin Abdullah di rumah jabatan. Namun, Edy Rahmat mengatakan di sana tidak aman, banyak kamera CCTV.
Agung Sucipto menjelaskan, uang itu akan diserahkan ke Nurdin sebagai bentuk ucapan terima kasih. Karena proyek pekerjaannya di Bulukumba sudah selesai.
Sisanya adalah uang titipan dari Harry. Sekaligus untuk minta tolong agar diberi pekerjaan untuk proyek di Sinjai.
Baca Juga:Kasus Korupsi Proyek Gereja Kingmi, KPK Periksa 3 Eks Anggota DPRD Mimika di Kantor Polisi
"Tapi malamnya saya ditangkap dan uang itu juga diambil," ungkap Agung.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing