Dharmawati Majid (Penulis) :
‘Karena menurut saya, cerita itu lebih ampuh daripada berita, jadi kita perlu menyuarakan cerita tentang penghilangan paksa, ataupun kejadian tragis yang terjadi di negara ini melalui cerita, karena saya yakin kekuatan cerita itu luar biasa dampaknya”
Zaky Yamani (Penulis) :
“Sebetulnya saya tidak berniat untuk menulis tentang papua di cerita itu, karena saya menggabungkan berbagai kejadian di Indonesia, terutama yang terkait dengan sawit. Dan ternyata cerita tentang pembunuhan Pendeta Yeremia itu jadi salah satu inspirasi di dalam cerita”
Baca Juga:Catatan KontraS: Polri Lakukan 651 Kasus Kekerasan Selama Setahun, Terbanyak Penembakan
Aolia M (Penulis) :
“Sebenarnya ini kan cerita itu yang dicari tentang penghilangan paksa, cuman aku pakai sudut pandang dari kekerasan terhadap etnis Tionghoa yang terjadi pada tahun 1998. Karena aku pikir, kekerasan terhadap perempuan tionghoa di tahun ’98 bukan topik populer yang semua orang sudah pasti tau. Dan Ita Martadinata, aku pikir sesuatu yang belum cukup disorot oleh media ataupun tulisan lain”
Rizqi Turama (Penulis) :
“Jadi ketika menulis cerpen pun, yang saya tulis itu ya sudut pandangnya tentang anaknya, cerita generasi setelah itu, mungkin generasi saya juga. Sehingga kisah ini perlu untuk diceritakan.”
Baca Juga:Jokowi Sering Bilang Tak Masalah Dikritik, KontraS: Tapi Implementasinya Buruk