SuaraSulsel.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN berencana merekrut 325 orang periset terbaik lulusan S3 dari dalam negeri maupun diaspora.
Rencana ini menjadi titik awal realisasi program Manajemen Talenta Nasional (MTN) di bidang riset dan inovasi. Namun Kantor Staf Presiden (KSP) sebagai bagian dari gugus tugas MTN memberikan catatan atas rencana BRIN tersebut.
“Ada mata rantai yang hilang. Periset jangan langsung disambungkan ke bisnis. Karena harus fokus ke risetnya itu sendiri,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko didampingi Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Avanti Fontana dan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan saat menerima audiensi BRIN di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa 29 Juni 2021.
Moeldoko merinci, proses program MTN berlangsung mulai dari mengenali sumber daya manusia (SDM), penyusunan basis data (database), seleksi, hingga pengkapitalisasian.
Baca Juga:Giliran Moeldoko Sebut Ivermectin Ampuh Mengobati Pasien Covid-19, Ini Faktanya
Selanjutnya, kata Moeldoko, akan jadi tugas negara untuk memfasilitasi para periset dan hasil risetnya.
“Negara harus memfasilitasi, memberi jalan, lalu mengkapitalisasi,” tutur Moeldoko.
Selain itu, lanjut Moeldoko, ke depannya riset jangan hanya sekadar menghabiskan program. Harus ada sesuatu yang ingin dicapai.
“Semua itu ada daya guna untuk jadi daya ungkit. Jangan sedikit-sedikit beli. Bosan saya,” tegasnya.
Pada rapat tingkat menteri (RTM) 21 Juni 2021, KSP bersama kementerian dan lembaga terkait sepakat untuk membentuk Gugus Tugas MTN. Gugus tugas ini bertugas mengoordinasikan perumusan dan penyusunan Grand Design MTN taun 2021-2045.
Baca Juga:Kubu KLB Gugat ke PTUN, Ketua Demokrat Riau Sentil Moeldoko
Pada Grand Design itu, MTN direncanakan akan menjadi lembaga independen yang akan mengurus tiga bidang yakni olahraga, seni dan budaya, serta riset dan inovasi.
Tiga bidang itu akan berada dalam koordinasi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta BRIN.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan, dalam pelaksanaan MTN riset dan inovasi, salah satu tantangannya adalah menangkap talenta potensial.
Untuk itu, Handoko menegasan, BRIN akan mengeksplorasi lebih lanjut talenta-talenta periset Indonesia. “Kemudian akan dielaborasi dan BRIN kembangkan instrumennya,” imbuh Handoko.
Seperti diketahui, BRIN dibentuk oleh pemerintah dan bertanggung jawab untuk melakukan konsolidasi berbagai litbang (penelitian dan pengembangan) pemerintah.
Di saat yang sama, BRIN juga diharapkan bisa memicu investasi baru yang masuk ke sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga keberadaan BRIN itu akan dirasakan manfaatnya dan jangka panjang.