Peneliti Temukan Tempat Keramat di Maluku Utara, Begini Lokasinya

Balai Arkeologi Maluku menurunkan tim meneliti dan mengumpulkan data potensi kepurbakalaan

Muhammad Yunus
Jum'at, 25 Juni 2021 | 14:08 WIB
Peneliti Temukan Tempat Keramat di Maluku Utara, Begini Lokasinya
Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku melakukan ekskavasi di situs Kadato Biji Nagara, Kedaton Lama Kesultanan Tidore, Provinsi Maluku Utara, pada 2019 [Antara]

SuaraSulsel.id - Balai Arkeologi Maluku menurunkan tim meneliti dan mengumpulkan data potensi kepurbakalaan. Peninggalan masa prasejarah megalitikum (zaman batu besar) di wilayah Provinsi Maluku Utara.

Bertema "Megalitik Khatulistiwa", penelitian tersebut dipimpin oleh Arkeolog Muhammad Nur dari Departemen Arkeologi Universitas Hassanudin, Makassar.

"Semua kampung lama ada peninggalan megalitik dan itu yang berusaha yang kami teliti selama 21 hari di sini, meneliti dan mengumpulkan berbagai data juga informasi terkait itu," kata Muhammad Nur saat dihubungi dari Ambon, Kamis 24 Juni 2021.

Ia mengatakan potensi kepurbakalaan di Maluku Utara sangat besar, sebarannya cukup merata dan ada hampir di setiap perkampungan lama masyarakat setempat, dan berkaitan dengan tradisi maupun kepercayaan mereka di masa lalu.

Baca Juga:Waspada Tsunami, Maluku Utara Diguncang 13 Gempa Susulan Sejak Siang

Banyak peninggalan berciri megalitikum ditemukan kampung-kampung lama dalam penelitian sebelumnya, salah satunya adalah dolmen (meja batu untuk sesajen).

Karena itu, selain penelitian dalam bentuk pengumpulan data dan informasi, tim yang dipimpinnya juga akan melakukan ekskavasi di dua lokasi di Halmahera dan Tidore.

"Kalau kuantitas terbanyak adalah megalitik, tapi di Halmahera Utara berbeda dengan selatan, di selatan sama sekali tidak ada dolmen, padahal mereka berada di wilayah yang sama, itu juga yang ingin kami cari tahu," ucap Muhammad Nur.

Megalitik Khatulistiwa merupakan penelitian lanjutan Balai Arkeologi Maluku yang sebelumnya dilaksanakan pada 2019, dan dijadwalkan untuk dilanjutkan pada 2020 tapi tertunda karena pandemi COVID-19.

Pada penelitian sebelumnya ditemukan beberapa peninggalan berciri megalitik dengan keberagaman bentuk dan fungsi untuk pemujaan leluhur seperti altar batu, lumpang batu, lesung batu, batu asah, batu dakon, batu berhias, batu berlubang dan batu bergores tersebar di Pulau Halmahera, Tidore dan Moti.

Baca Juga:Kepala Daerah se-Teluk Tomini dan Maluku Utara Bentuk Konsorsium, Ini Tujuannya

Selain itu, ditemukan juga "Jere", istilah lokal masyarakat di Maluku Utara untuk menyebut tempat keramat yang biasanya direpresentasikan melalui menhir, bongkahan batu utuh, makam dan pohon-pohon besar dengan pola yang berbeda-beda di Pulau Tidore, Moti, Halmahera dan Mabon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini