Tembok yang Membelah Semangat Unhas

Saya yakin, Prof. Amiruddin menangis lihat ini

Muhammad Yunus
Senin, 14 April 2025 | 13:52 WIB
Tembok yang Membelah Semangat Unhas
Muhammad Ashry Sallatu, dosen FISIP Unhas [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pribadi]

SuaraSulsel.id - Bagi mahasiswa Unhas era tahun 1980 sampai 2000-an. Saat jalan santai di kampus Unhas. Mereka bisa berpindah dari satu fakultas ke fakultas lain.

Tanpa sadar sudah berpindah zona keilmuan. Nggak ada portal, nggak ada pagar. Rasanya begitu indah berada dalam satu ruang belajar besar bernama “Unhas”.

Nah, suasana seperti itu bukan sekadar kebetulan arsitektur. Itu warisan cara berpikir. Filosofi dari pendiri Unhas.

Dulu, Prof. Amiruddin – tokoh penting dalam sejarah pembangunan Unhas – pernah berkata, “Kalau kita jalan, kita tidak sadar kita sudah ada di fakultas lain.”

Baca Juga:Mau Sukses dan Jadi Orang Kaya? Menteri Pertanian: Hindari Kebiasaan Mengeluh

Artinya? Kampus Unhas memang sejak awal dirancang tanpa sekat-sekat yang tinggi. Baik secara fisik, maupun secara cara berpikir.

Tapi kini, ada satu pemandangan yang bikin hati gelisah. Sebuah fakultas di Unhas membangun pagar tembok yang cukup mencolok.

Kesan eksklusif dan "fakultatif" langsung terasa. Seolah-olah mengatakan "ini wilayah kami, jangan sembarang lewat."

Ketika Filosofi Dipagari

Muhammad Ashry Sallatu, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, termasuk yang cukup gelisah soal keberadaan pagar ini.

Baca Juga:Insentif Guru Besar Unhas Naik Jadi Rp5 Juta

Ia mengaku heran dan risau. Dalam pandangannya, pagar itu mencederai semangat awal Unhas. Unhas dibangun tidak ada batas tegas antar fakultas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini