SuaraSulsel.id - Tingkat keterisian rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 di Kota Bandung mengalami peningkatan setelah libur lebaran. Meski begitu, jumlah peningkatan tersebut masih dianggap relatif terkendali.
Dalam kunjungan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di RSUP Dr Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung terungkap jika lonjakan setelah libur Lebaran, masa inkubasinya jatuh di minggu-minggu ini.
Dengan demikian, dia menilai adanya ketidaktaatan pada imbauan untuk tidak mudik.
"Kalau pada saat itu semua taat tidak akan terjadi lonjakan seperti sekarang. Jadi ini tolong diulas di media pentingnya ketaatan itu. Kenapa? karena data pada hari Lebarannya itu rendah. Salah satu persentase (kasus) terendah itu justru di Hari Lebaran. Sekarang ada kenaikan," ujar Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, seperti dilansir Antara pada Minggu (13/6/2021).
Baca Juga:Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Sleman Melonjak, di Bulan Juni Ada 27 Pasien Meninggal
Rata-rata tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar mencapai 68 persen. Sedangkan tingkat keterisian rumah sakit di Kota Bandung sebesar 85 persen.
"BOR (Bed Occupancy Rate) di Kota Bandung sangat tinggi. Karena 50 persen pasien-pasien dari luar Kota Bandung memilih untuk mendapatkan perawatan Covid-19 di Kota Bandung," ujarnya.
Selain itu, Kang Emil juga melaporkan tingkat keterisian ruang isolasi non-ICU di RSUP Dr Hasan Sadikin berada di angka 64 persen. Sementara keterisian ruang isolasi ICU mencapai 80 persen.
"Jatah bed untuk pasien Covid-19 di RSUP Dr Hasan Sadikin masih 26 persen. Dan masih bisa ditingkatkan menjadi 40 persen kalau kira-kira ruang isolasi sekarang naik mendekati penuh, maka ada pergeseran sekitar hampir 200 bed akan dikonversi untuk perawatan pasien Covid-19," tuturnya.
Masih menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sudah menyiapkan antisipasi, manakala peningkatan kasus Covid-19 terus terjadi.
Baca Juga:Melonjak! Kasus Positif Covid-19 di Karawang Bertambah 203 Kasus Dalam Sehari
Selain menambah kapasitas rumah sakit untuk pasien Covid-19, pusat-pusat isolasi nonrumah sakit bagi pasien tanpa gejala akan ditambah.
"Pemerintah sudah menyiapkan antisipasi. Pertama menaikkan rasio bed untuk Covid-19 menjadi lebih tinggi. Dari rata-rata 20-an persen, ke arah 30-40 persen. Kedua, isolasi-isolasi nonrumah sakit kita siapkan," katanya.
Selain itu, kata Kang Emil, untuk mengendalikan peningkatan kasus Covid-19, aturan pengetatan aktivitas masyarakat akan disiapkan.
"Nanti sudah saya instruksikan diwakili Sekda Kota Bandung kebijakan WFH sedang dihitung, kebijakan nikahan sedang dihitung khususnya Bandung Raya," katanya. (Antara)