Lolos Audisi Master Chef Indonesia, La Ode Saiful Kerja 16 Jam Setiap Hari

"Saya nekat merantau ke Jogja. Modal badan. Tidak tahu mau kerja apa,"

Muhammad Yunus
Senin, 31 Mei 2021 | 16:52 WIB
Lolos Audisi Master Chef Indonesia, La Ode Saiful Kerja 16 Jam Setiap Hari
La Ode Saiful Rahman, peserta audisi Master Chef Indonesia asal Pulau Muna, Sulawesi Tenggara / [SuaraSulsel.id / Tangkapan layar]

SuaraSulsel.id - La Ode Saiful Rahman (25 tahun), pemuda asal Pulau Muna, Sulawesi Tenggara lolos dalam ajang kompetisi Master Chef Indonesia.

Selain menjelaskan nasi bakar khas Pulau Muna kepada para juri, La Ode juga bercerita awal mula merantau dari Pulau Muna ke Jogja. Kemudian mengikuti audisi Master Chef Indonesia.

"Saya nekat merantau ke Jogja. Modal badan. Tidak tahu mau kerja apa," kata La Ode.

Setelah mondar-mandir melamar kerja, La Ode diterima di salah satu restoran. Di tempat itu pertama kali dia melihat koki memasak. Serta baru tahu kalau koki adalah profesi.

Baca Juga:Ini Tantangan UMKM Kuliner Untuk Bangkit Usai Terdampak Pandemi

La Ode pun diberitahu, jika ingin menjadi koki harus ikut kursus. Belajar masak.

"Saya bayar kursus. Sambil belajar masak. Kemudian PKL di hotel," ungkapnya.

Karena PKL di hotel tidak digaji, La Ode terpaksa harus bekerja selepas pulang dari PKL. 8 jam bekerja di hotel, kemudian 8 jam bekerja di kafe. Total 16 jam setiap hari.

"Saya nekat merantau ke Jogja. Pulang harus sukses," katanya.

Setelah menekuni dunia kuliner dan berharap bisa menjadi koki handal, tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda dunia. Termasuk Indonesia.

Baca Juga:Asal Usul Jalan Kisamaun, Kini Jadi Pusat Kuliner Legendaris Tangerang

La Ode pun harus keluar dari tempatnya bekerja. Menganggur selama satu tahun. Akibat pandemi Covid-19.

Hingga tiba pada suatu masa, La Ode merasa putus asa. Masa depan untuk menjadi koki hebat dianggap sudah tidak ada. Pandemi Covid-19 merusak cita-cita La Ode.

"Saya pikir memasak tidak ada lagi harapan. Sampai ada pengumuman audisi master chef. Saya bangga bisa ketemu langsung dengan master idola saya," ungkapnya.

Jika sukses, La Ode berharap bisa menjadi inspirasi anak-anak di Pulau Muna. Kalau mau bermimpi jangan tanggung-tanggung.

"Pertama kali lihat orang masak. Saya berpikir sudah saatnya saya bekerja untuk masa depan. Bukan bayar kos bulan depan," katanya sambil mengusap air mata.

Saat ini La Ode bekerja sebagai helper. Lolos di kompetisi Master Chef Indonesia disebut kesempatan langka. Untuk menunjukkan anak Pulau Muna bisa bersaing di bidang kuliner.

"Bikin masakan andalan di Pulau Muna," katanya.

"Ikut kompetisi untuk angkat kuliner Muna. Bikin bangga mama di rumah," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini