Berawal dari Rumah, Kini Ustadz Rahim Mayau Punya 23 Pesantren Lorong

Bergerak dari lorong ke lorong untuk mengajarkan Alquran

Muhammad Yunus
Selasa, 04 Mei 2021 | 14:30 WIB
Berawal dari Rumah, Kini Ustadz Rahim Mayau Punya 23 Pesantren Lorong
Ustadz Rahim Mayau mengajar anak-anak membaca Alquran di Pesantren Lorong Raudhah Indonesia, Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar / [SuaraSulsel.di / Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Perjuangan Ustadz Rahim Mayau untuk berdakwah patut diajungi jempol. Ia bergerak dari lorong ke lorong untuk mengajarkan Alquran kepada warga.

Rutin masuk keluar lorong, Ustadz Rahim kemudian tertarik mendirikan rumah Quran. Tahun 2018 lalu, niatnya membangun pesantren dikabulkan Allah SWT.

Rumahnya yang sederhana dibuat menjadi rumah Quran. Terletak di Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar.

Lorong dengan panjang 100 meter menuju rumah Ustadz Rahim, oleh warga sekitar dijuluki pesantren lorong.

Baca Juga:Santri Pesantren Sunan Drajat Boleh Pulkam, Disewakan 130 Elf dan 8 Bus

Seiring berjalannya waktu, rumah Quran yang awalnya sederhana, kini berubah menjadi pesantren. Diberi nama Pesantren Lorong Raudhah Indonesia.

Awal berdirinya, pesantren ini hanya punya satu santri. "Cukup sulit untuk mempengaruhi warga lorong," kata Ustadz Rahim.

Namun, lambat laun, warga sekitar makin antusias untuk ikut belajar di pesantren. Kini, ada ratusan santri yang bergabung.

Anak-anak membaca Alquran di Pesantren Lorong Raudhah Indonesia, Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar  / [SuaraSulsel.di / Lorensia Clara Tambing]
Anak-anak membaca Alquran di Pesantren Lorong Raudhah Indonesia, Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar / [SuaraSulsel.di / Lorensia Clara Tambing]

"Tidak hanya dari anak-anak. Bahkan ada yang sudah punya cucu," kata ustadz Rahim kepada SuaraSulsel.id, Selasa, 4 Mei 2021.

Ustadz Rahim mengaku tak menerapkan pesantren yang dibangunnya seperti pondokan pada umumnya. Muridnya bahkan sudah ada yang lanjut usia.

Baca Juga:Bikin Kerumunan di Mal, Wali Kota Khawatir Makassar Seperti India

"Yang lanjut usia belajar Alquran dengan Iqra. Antusias mereka untuk belajar Quran, dan agama besar sekali," tuturnya.

Para santri juga tinggal di rumah masing-masing. Jika waktunya belajar, maka mereka akan ke pesantren.

Selain itu, untuk kenyamanan para santri, tempat belajar juga terkadang berpindah-pindah. Kadang di pos ronda, emperan lorong ataupun teras warga.

Ustadz Rahim mengaku, para santri juga tidak hanya fokus belajar Quran. Mereka dibekali soal ilmu fiqih, aqidah islam, bahkan berwirausaha.

Anak-anak salat di Pesantren Lorong Raudhah Indonesia, Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar  / [SuaraSulsel.di / Lorensia Clara Tambing]
Anak-anak salat di Pesantren Lorong Raudhah Indonesia, Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar / [SuaraSulsel.di / Lorensia Clara Tambing]

"Kami ada 15 guru Iqra dan Alquran dan delapan sanggar cinta Alquran yang kita bangun di sepanjang lorong ini," jelas Ustadz Rahim.

Saat ini, bekerjasama dengan Persaudaraan Muslimin Indonesia atau Parmusi, Pesantren Lorong Raudhah sudah mendirikan 23 rumah Quran yang tersebar di Makassar, Maros dan Gowa.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini