Para santri juga tinggal di rumah masing-masing. Jika waktunya belajar, maka mereka akan ke pesantren.
Selain itu, untuk kenyamanan para santri, tempat belajar juga terkadang berpindah-pindah. Kadang di pos ronda, emperan lorong ataupun teras warga.
Ustadz Rahim mengaku, para santri juga tidak hanya fokus belajar Quran. Mereka dibekali soal ilmu fiqih, aqidah islam, bahkan berwirausaha.
![Anak-anak salat di Pesantren Lorong Raudhah Indonesia, Kompleks Mangga Tiga Permai Daya, Kota Makassar / [SuaraSulsel.di / Lorensia Clara Tambing]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/04/78528-pesantren.jpg)
"Kami ada 15 guru Iqra dan Alquran dan delapan sanggar cinta Alquran yang kita bangun di sepanjang lorong ini," jelas Ustadz Rahim.
Baca Juga:Santri Pesantren Sunan Drajat Boleh Pulkam, Disewakan 130 Elf dan 8 Bus
Saat ini, bekerjasama dengan Persaudaraan Muslimin Indonesia atau Parmusi, Pesantren Lorong Raudhah sudah mendirikan 23 rumah Quran yang tersebar di Makassar, Maros dan Gowa.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing