SuaraSulsel.id - Penambahan beban kerja kepada Nadiem Makarim disebut makin mengkhawatirkan masa depan dunia pendidikan di Indonesia.
Betapa tidak, beban Kemendikbud yang dulu hanya menangani pendidikan dasar dan menengah, kini harus bertambah dengan pendidikan tinggi.
"Kini makin berat dengan pertambahan urusan riset dan teknologi," kata Muhammad Ramli Rahim, Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia, Rabu 28 April 2021.
Ramli mengatakan, pendidikan dasar dan menengah Indonesia amburadul di tangan Nadiem Makarim. Kini Presiden Jokowi menambah beban mengurus pendidikan tinggi di tengah Pandemi Covid-19.
Baca Juga:Cetak SDM Unggul, Kemendikbud dan LPDP Perluas Sasaran Program Beasiswa
Dia mengatakan, Nadiem Makarim seperti bukan Nadiem Makarim yang sukses di perusahaan. Selama menjadi menteri, tidak ada ide baru. Tidak ada inovasi. Yang ada adalah kebijakan tidak tepat waktu dan tidak tepat sasaran.
"Penambahan beban baru bagi Nadiem Makarim ini seperti Odong-odong yang diberikan beban muatan truk gandeng," ungkap Ramli.
Sore ini Presiden Jokowi melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Banyak kebijakan pendidikan Nadiem Makarim yang disebut kontroversial, paradoks, dan sering kali diikuti dengan klarifikasi dan revisi.
Baca Juga:Setelah Bertemu Megawati, Nadiem ke PBNU Luruskan Polemik Kamus Sejarah