Pedagang Pakaian di Pelataran Masjid Al Markaz Prediksi Bakal Rugi

Efek pandemi Covid-19 memicu penurunan penjualan. Jam operasional juga dibatasi.

Muhammad Yunus
Minggu, 18 April 2021 | 03:00 WIB
Pedagang Pakaian di Pelataran Masjid Al Markaz Prediksi Bakal Rugi
Pedagang pakaian muslim di Pelataran Masjid Al Markaz Makassar prediksi akan rugi. Jika jumlah pengunjung hingga lebaran berkurang dibanding tahun lalu / [SuaraSulsel.id / Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Penjualan pakaian muslim di pelataran Masjid Al Markaz Makassar turun hingga 50 persen. Efek pandemi Covid-19 memicu penurunan omzet penjualan.

Setiap tahunnya, di bulan ramadhan, ratusan pedagang selalu memeriahkan pelataran Masjid Al Markaz. Paling banyak menjual busana muslim.

Salah satu pedagang, Ninna (42 tahun) mengatakan, bulan ramadhan tahun ini tak seramai tahun sebelumnya. Ia bahkan khawatir bisa-bisa merugi.

Ninna adalah pedagang musiman yang sudah tujuh tahun menjual di Masjid Al Markaz. Dulu, setiap tahunnya, ia mengaku bisa meraup omzet Rp 5 juta per hari.

Baca Juga:Satu Kekurangan Persija di Piala Menpora Menurut Farias: Tak Ada Evan Dimas

"Sekarang sudah susah sekali. Pembeli dalam sehari bisa dihitung jari. Kadang dua orang ada sudah syukur. Sepi sekali," kata Ninna, Sabtu, 17 April 2021.

Ia mengaku Pandemi Covid-19 memang paling terasa dampaknya. Selain distribusi barang yang terhambat dari Jakarta, pengunjung juga menurun drastis.

Pemerintah dan panitia ramadhan membatasi pengunjung. Jam operasional juga dibatasi, hanya boleh sampai pukul 22.00 Wita.

"Dulu kan sepuasnya, mau menjual sampai jam berapa boleh. Sekarang dibatasi hanya boleh jam 5 sore sampai jam 10 malam. Pembeli juga menurun drastis," jelasnya.

Untuk mensiasati kerugian, Ninna bahkan berencana mengobral murah barang dagangannya menjelang lebaran.

Baca Juga:Persija Vs PSM Makassar, Novri Setiawan Berharap Tak Ada Adu Penalti

Yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu, bisa diturunkan hingga 50 persen.

"Kalau rugi mungkin iya, tapi kita tetap berharap untung kasihan, karena ini masih hari ke lima ramadan. Tapi nanti kita obral murah barangnya daripada tidak habis," keluhnya.

Ninna dan pedagang lainnya berharap banyak di bulan ramadhan tahun ini. Semoga keadaan bisa kembali normal agar dagangannya bisa laku terjual.

Ketua Panitia Bazar Ramadhan Masjid Al Markaz, Ismun Muhdar mengatakan, tahun ini pihaknya kebanyakan menyiapkan gerai untuk penjual makanan. Dibanding tahun-tahun sebelumnya dominan pakaian.

Mengingat karena masih masa pandemi, sehingga jumlah stand juga dibatasi. Tahun ini tidak lebih dari 150 stand.

Total stand ini sudah dibagi atau dipetakan lokasinya masing-masing. Ada area khusus kuliner, khusus fesyen laki-laki dan perempuan.

"Alhamdulillah dapat izin dari Satgas namun terbatas, dibanding tahun lalu tahun ini cukup ada peningkatan," ucapnya.

Namun kata Ismun, pengunjung yang datang juga dibatasi. Ketika lokasi dilihat sudah penuh atau sesak, ada petugas khusus yang siap menangani.

"Jadi sistem kami itu masih pembatasan, penjual diberi jarak sehingga tak ada kerumunan yang terjadi," ucapnya.

Walikota Makassar, Ramdhan Pomanto mengatakan tak ada larangan jika ingin berjualan atau membuat bazar. Namun ia memberikan izin dengan syarat, jangan menempati wilayah yang tidak semestinya ditempati. Misalnya bahu jalan raya yang banyak kendaraan lalu lalang.

"Kalaupun berjualan dalam gedung atau pelataran masjid akan lebih bagusnya kalau ada batasan jumlah stand," ucapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini