Manado Dilanda Banjir, Harga Cabai di Maluku Utara Melonjak

Untuk harga cabai jenis kribo yang awalnya Rp35 ribu per kg, kini naik menjadi Rp50 ribu per kg, kata Ismail.

Erick Tanjung
Rabu, 27 Januari 2021 | 11:55 WIB
Manado Dilanda Banjir, Harga Cabai di Maluku Utara Melonjak
Ilustrasi pedagang cabai merah (ANTARA/HO)

SuaraSulsel.id - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda kota Manado dan sekitarnya berdampak pada harga cabai di pasar rakyat Desa Fidi Jaya Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. Harga cabai jadi lebih mahal.

"Untuk harga cabai jenis kribo yang awalnya Rp35 ribu per kg, kini naik menjadi Rp50 ribu per kg. Rica nona saat normal Rp65 ribu per kg, kini tembus Rp100 ribu per kg, harga tomat Rp12 ribu per kg, saat ini naik menjadi Rp20 ribu per kg," kata salah seorang pedagang pasar rakyat Fidi Jaya, Ismail Kamal dihubungi dari Ternate seperti dilaporkan Antara, Rabu (27/1/2021).

Menurut dia, untuk harga cabai biasanya dipasok dari Manado Sulawesi Utara, namun, saat ini Manado terjadi banjir dan tanah longsor sehingga tidak ada pasokan lagi.

"Saat ini pasokan dari Manado tidak masuk. Ini karena Manado lagi dilanda banjir dan tanah longsor," ujarnya.

Baca Juga:Siswa Bintara SPN Ternate Tewas Dengan Penuh Luka, Ibu: Sakit Rasanya

Dia menjelaskan, saat ini cabai dipasok dari Makassar Sulawesi Selatan dan harga cabai ini naik karena lokasi pasokannya jauh. Biasanya cabai dipasok dari Manado dan sekarang cabai ini diambil dari Makassar, sehingga butuh biaya transportasi yang cukup besar.

Harga tomat juga tidak kalah pentingnya, karena tomat ini didatangkan dari daerah Subaim, Pulau Halmahera dan harga tomat alami kenaikan, karena pasokannya menurun.

Sementara itu, salah seorang pengusaha rumah makan, Hadjijah mengakui, bahwa ia membeli cabai dan tomat sekarang dengan harga mahal. Sehingga pendapatannya jadi menurun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini