Lahir di Tenda Pengungsian, Bayi Perempuan Ini Diberi Nama Gempita

Gempita lahir di sebuah pegunungan Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene Sulawesi Barat

Muhammad Yunus
Selasa, 26 Januari 2021 | 08:36 WIB
Lahir di Tenda Pengungsian, Bayi Perempuan Ini Diberi Nama Gempita
Bayi perempuan lahir di tenda pengungsian korban gempa Sulbar diberi nama Nuraisyah Gempita / [Foto terkini.id]

SuaraSulsel.id - Bayi perempuan yang lahir di tenda pengungsian korban gempa Sulbar diberi nama Nuraisyah Gempita.

Gempita lahir di sebuah pegunungan Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene Sulawesi Barat.

Anak ketiga dari pasangan suami istri Ciro (33 tahun) dan Risma (33 tahun), itu lahir pada Sabtu 23 Januari 2021 pukul 17.00 WITA sore.

Keluarga Ciro, terpaksa melahirkan anak ketiganya di dalam tenda, karena rumah mereka hancur saat diguncang gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter pada 15 Januari 2021 dinihari.

Baca Juga:Diguncang Gempa Susulan, Cerita Pilu Risma Lahirkan Gempita di Pengungsian

Hingga kini, keluarga Ciro sudah 12 hari berada di dalam tenda pengungsian dan belum memiliki tempat tinggal yang layak.

"Saat ini kami sekeluarga dan juga pengungsi lainnya masih berada di pengungsian, termasuk bayi saya masih bertahan di tenda pengungsian, hanya saja kami kekurangan perlengkapan bayi dan ibunya," terang Ciro saat dihubungi redaksi terkini.id -- jaringan suara.com, Senin 25 Januari 2021.

Ciro mengatakan, awalnya, bidan menganjurkan istrinya dievakuasi ke rumah sakit. Tetapi kondisi jalan kurang bagus mengingat banyak longsoran.

"Sehingga kami memilih bertahan di tenda saja," urai Ciro.

Saat persalinan, kata Ciro, ukuran berat badan putrinya itu sekitar 2,8 kg. Bayi lahir dalam kondisi sehat.

Baca Juga:Heboh Foto Bayi Tewas karena Vaksin Covid Sinovac, Pemerintah: Hoaks!

Kondisi tenda darurat warga yang masih bertahan mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju, Sabtu (23/1). (ANTARA/Amirullah)
Kondisi tenda darurat warga yang masih bertahan mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju, Sabtu (23/1). (ANTARA/Amirullah)

Setelah dilahirkan secara normal, bayi dibersihkan dengan alat pembersih seadanya dibantu bidan setempat.

Sang bayi akhirnya diberi nama Nuraisyah Gempita. Menurut dia, nama itu punya makna tersendiri, dimana putri mungilnya dilahirkan dalam suasana gempa.

"Karena di sini masih sering ada gempa susulan sehingga kami memberinya nama gempita di belakang namanya. Nama lengkapnya Nuraisyah Gempita," terangnya.

Meskipun terlahir di tenda ia mengaku tetap bahagia dengan persalinan anak ketiganya berlangsung normal.

Ciro juga menyampaikan, hingga hari kedua belas ia dan warga di tempat pengungsian masih kesulitan penerangan karena aliran listrik belum pulih.

"Aliran listrik belum pulih. Saya melihat masih dalam tahap perbaikan. Rumah penduduk di sini hampir 100 persen rusak akibat gempa. Mohon doanya semoga bencana ini segera berlalu dan kita semua bisa kembali beraktivitas," harapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini