Tidak sedikit pula produk-produk Indonesia yang gagal menembus pasar China karena tidak mampu melewati rintangan.
Kedutaan Besar RI di Beijing mencatat enam kasus produk Indonesia gagal masuk China sepanjang 2020 karena terkontaminasi COVID-19. Semuanya itu adalah produk makanan beku.
Meskipun demikian, catatan perdagangan Indonesia-China relatif membaik selama tahun ini pula.
Dengan nilai perdagangan bilateral kedua negara pada periode Januari-November 2020 sebesar 69,4 miliar dolar AS, Indonesia mampu mengurangi defisit neraca perdagangan dengan China hingga 66,67 persen dibandingkan dengan selama Januari-November 2019.
Baca Juga:Demi Tingkatkan Produksi, Ratusan UMKM Difasilitasi Legalitas Badan Hukum
Boleh saja sebagian produk ikan beku masih terhambat di China karena ditemukan berbagai kasus COVID-19 melalui cold-chain itu.
Namun bukan berarti peluang bagi pebisnis Indonesia tertutup karena masih ada celah dari buah-buahan tropis yang sangat dinantikan warga China.
Konsumen China sudah tidak sabar lagi merasakan manisnya buah naga dari Indonesia yang keran ekspornya sebenarnya sudah resmi dibuka pada tahun ini.
"Terlepas adanya standar yang makin ketat selama pandemi ini, kita bisa melihat peluang yang lebih cerah lagi dengan meningkatkan mutu agar kita bisa terus berkibar," kata Atase Perdagangan KBRI Beijing Marina Novira Anggraini optimistis. (Antara)
Baca Juga:Majukan UMKM, Masjid Istiqlal dan BIG Indonesia Luncurkan Program Halal