SuaraSulsel.id - Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta Fadli Zon bergabung dengan FPI. Hal itu karena Fadli Zon sering membela Ormas Islam tersebut.
Terbaru, Politisi Gerindra itu juga mengkritik Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman soal perintahnya melakukan pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab.
Kata Ferdinand, Fadli Zon tak paham rupanya aturan main dan tugas TNI. Di mana hal itu setidaknya ada di ketentuan pada Undang-undang Nomor 34/2004 tentang TNI. Maka itu, dia pun meminta Fadli untuk membaca dan memahami ketentuan UU tersebut.
“Membersihkan gorong-gorong saja TNI boleh, apalagi menegakkan hukum, membersihkan Jakarta yang jadi wilayah teritorial Pangdam Jaya dari pencemaran baliho-baliho tak berizin,” kata Ferdinand, dilansir dari Hops.id Media Jaringan Suara.com, Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga:Imbas Kerumunan Massa Habib Rizieq di Megamendung, RK Sanksi Pemkab Bogor
Menurut Ferdinand, apa yang diperintahkan Pangdam Jaya soal pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq itu benar. Sebab, salah satu tugas TNI adalah membantu pemerintah daerah dan membantu polri menegakkan Kamtibmas.
Seperti diketahui, Pangdam Jaya menyatakan dialah yang memberi perintah atas pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq. Namun Fadli Zon kemudian menyebut apa yang dilakukan Pangdam salah besar.
“Apa urusannya Pangdam Jaya memerintahkan mencopot baliho? Di luar kewenangan dan tupoksi TNI. Sebaiknya jangan semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lagi dwifungsi ABRI imbangi dwifungsi polisi,” kata Fadli Zon.
Ferdinand minta Fadli Zon gabung FPI
Sementara itu, Ferdinand menegaskan kembali apa yang dilakukan TNI sudah benar, karena bagian dari tugasnya menyelamatkan negeri. Maka itu, kata dia, pernyataan Fadli Zon lah yang keliru, serta justru terkesan menyalahkan TNI.
Baca Juga:Baliho Raksasa Habib Rizieq di Megamendung Bogor Tidak Dibongkar
“Pernyataan ini sangat disesalkan keluar dari seorang Fadli Zon yang notabene adalah anggota DPR Komisi satu yang semestinya mengerti dan memahami kondisi politik nasional serta mengetahui tugas TNI selain perang,” ucap Ferdinand.
Padahal, sudah jelas dipandang mata jika baliho-baliho tanpa izin yang dipasang telah membuat wajah Ibu Kota Jakarta semakin semrawut dan amburadul.
“Sementara gubernur tampak takut dan tak berani menertibkan baliho tersebut, maka wajar bila TNI turun membantu terlebih situasi politiknya memang layak dibantu oleh TNI,” ujar Ferdinand.
Seharusnya, kata dia, Fadli Zon pantas berterima kasih kepada TNI karena membuat wajah Jakarta menjadi rapi kembali dan baliho liar tidak lagi menutupi Ibu Kota. Bukan justru meminta Pangdam Jaya dicopot dari jabatannya.
“Bukan malah meminta Pangdam diganti karena bekerja benar. Sebaiknya Fadli Zon mundur saja dari DPR dan bergabung dengan FPI daripada posisinya menyalahkan TNI yang sudah benar dan membela yang salah,” kata Ferdinand.