Siswa Demo di Kantor Bupati: Kangen Mantan dan Sekolah

Syarat yang harus dipenuhi pihak sekolah adalah wajib menerapkan protokol kesehatan

Muhammad Yunus
Rabu, 09 September 2020 | 19:49 WIB
Siswa Demo di Kantor Bupati: Kangen Mantan dan Sekolah
Siswa di Kabupaten Luwu Utara berunjuk rasa menuntut sekolah segera dibuka / Foto instagram Palopo_Info

SuaraSulsel.id - Sejumlah siswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat berdemo, para siswa membawa spanduk bertuliskan 'Selain Kangen Mantan Saya Juga Kangen Sekolah'.

Selain itu ada juga siswa yang membawa spanduk bertulisan 'Cukup Dunia Percintaan yang Digantung Kalau Dunia Pendidikan Jangan #Stop Tipu-tipu#.

Mengutip dari akun instagram Palopo_Info, demo siswa disebut digelar Selasa (8/9/2020).

Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel Hery Sumiharto mengatakan, dirinya merasa prihatin dengan adanya aksi demo yang dilakukan siswa-siswa di Luwu Utara.

Baca Juga:Pilkada Makassar Ternoda Rasisme, Beredar Video Warga Singgung Ini

Namun, di sisi lain ia juga mendukung antusias para murid-murid yang ingin cepat belajar secara tatap muka.

"Kan dia mau tatap muka toh. Iya, dia tuntut untuk belajar tatap muka," kata Hery kepada Suarasulsel.Id, Rabu (9/9/2020).

Hery menjelaskan, tuntutan para murid di Kabupaten Luwu Utara,sejatinya sudah bisa dikabulkan. Hanya saja, untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka di sekolah harus memenuhi sejumlah syarat.

Syarat yang harus dipenuhi pihak sekolah adalah wajib menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menyediakan sarana seperti tempat cuci tangan, handsanitizer, jaga jarak, memakai masker, melakukan sosialisasi dan mendapat dukungan dari orang tua murid.

"Pak Gubernur juga dalam suratnya menyampaikan, bahwa itu fleksibel. Artinya tergantung dari kesiapan semua sekolah. Biar murid di daerah sudah siap, tapi kalau sekolahnya tidak siap," jelas Hery.

Baca Juga:Berkas WNA China Pelaku Penganiayaan ABK WNI Diserahkan Kejaksaan

Tujuan pemenuhan syarat tersebut, lanjut Hery, tidak lain adalah untuk menghindari munculnya klaster baru saat pembelajaran tatap muka di sekolah. Apalagi, Virus Corona atau Covid-19 hingga kini masih mewabah.

"Kalau kami senang, artinya anak-anak daerah sudah mau sekali, ya kita mendukung. Tapi dengan satu syarat, keselamatan anak yang harus kita utamakan dengan kesehatan," kata dia.

"Jangan sampai kita mengiyakan keinginan anak-anak ini, tetapi tidak siap semua," Hery menambahkan.

Hery mengaku belum dapat memastikan persoalan yang dihadapi siswa yang berunjuk rasa. Sehingga menuntut pembelajaran secara tatap muka di sekolah dilakukan.

"Saya cuma tahunya bahwa mereka kepengen tatap muka, salah satunya mungkin tidak punya fasilitas daring, segala macam. Jenuh juga bisa. Mungkin itu," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini