Muhammad Yunus
Minggu, 16 November 2025 | 16:02 WIB
Lomba Riset Inovasi Produk Obat dan Makanan 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) [SuaraSulsel.id/Unhas]
Baca 10 detik
  • Tim mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) meraih Juara 1 Lomba Riset Inovasi Produk Obat dan Makanan BPOM RI pada 11–16 November 2025 di Jakarta
  • Inovasi unggulan mereka berjudul Patch Transdermal 2-in-1, menggunakan nanotheranostics untuk diagnosis dan terapi kanker payudara secara non-invasif
  • Riset tersebut memanfaatkan nanopartikel emas sebagai agen kontras dan nanopartikel ekstrak tumbuhan lokal sebagai agen terapi antikanker dalam satu sediaan

SuaraSulsel.id - Upaya pengembangan riset mahasiswa Universitas Hasanuddin kembali menorehkan capaian yang membanggakan di panggung nasional.

Pada Lomba Riset Inovasi Produk Obat dan Makanan 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), tim mahasiswa Unhas berhasil meraih Juara 1 setelah melalui proses seleksi dan penilaian ketat berbasis penelitian ilmiah.

Kompetisi berlangsung pada 11–16 November 2025 di Kantor Pusat BPOM RI, Jakarta, diikuti oleh 87 perguruan tinggi dari berbagai wilayah Indonesia.

Seluruh peserta berkompetisi menghadirkan inovasi riset terbaik yang mendukung peningkatan keamanan, mutu, serta efektivitas produk obat dan makanan nasional.

Pada ajang tersebut, tim Unhas yang beranggotakan Andi Sitti Nur Fatimah Madaeng, Kirana Angel Tandung, Muhammad Alif Rayhan Zulkarnain, Alvaryo Liandy, dan Sander Bunga’ berhasil memukau dewan juri melalui kualitas riset, ketepatan metodologi, serta inovasi utama yang mereka usung, yaitu Patch Transdermal 2-in-1.

Inovasi ini menghadirkan formulasi tempel dengan dua mekanisme penghantaran zat aktif dalam satu produk untuk memberikan efektivitas lebih optimal dan kenyamanan penggunaan yang lebih baik. Dalam proses pengembangannya, tim dibimbing oleh Prof. Dr. dr. Rina Masadah.

Sebagai ketua tim, Andi Sitti Nur Fatimah Madaeng menjelaskan bahwa inovasi ini dirancang dengan pendekatan nanotheranostics yang berfokus pada penanganan kanker payudara.

“Jadi inovasi kami tentang nanotheranostics kanker payudara yang dibuat dalam sediaan non-invasif, yakni transdermal patch 2-in-1.

Patch ini terdiri atas dua jenis nanopartikel: nanopartikel emas berukuran 27 nm sebagai agen kontras untuk membantu diagnostik dini, dan nanopartikel ekstrak Bauhinia purpurea L. yang berfungsi sebagai terapi kanker payudara karena ekstrak ini mengandung banyak senyawa antikanker,” jelasnya.

Baca Juga: Mahasiswa Demo Tuntut Evaluasi Serius PSN di Luwu Timur

Ia menambahkan bahwa eksplorasi bahan alam menjadi salah satu kunci dalam pengembangan inovasi tersebut.

“Kami memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitar kita dan belum banyak dieksplorasi, namun sebenarnya mengandung banyak manfaat, salah satunya sebagai antikanker,” ungkapnya.

Pada acara puncak kompetisi, penghargaan bagi para pemenang diserahkan langsung oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Prof. dr. Taruna Ikrar, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi generasi muda dalam memperkuat keamanan, mutu, dan inovasi produk obat dan makanan di Indonesia.

Kemenangan ini menunjukkan kemampuan mahasiswa Unhas dalam mengintegrasikan riset multidisiplin menjadi inovasi aplikatif yang berdampak luas bagi masyarakat.

Keberhasilan ini sekaligus menegaskan posisi Unhas sebagai perguruan tinggi yang kuat dalam budaya riset, inovasi, dan kontribusi nyata pada isu kesehatan publik.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof. Drg. Muhammad Ruslin, mengatakan capaian ini menunjukkan arah perkembangan riset mahasiswa Unhas semakin visioner.

Load More