Muhammad Yunus
Selasa, 14 Oktober 2025 | 18:22 WIB
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama Kasatgaswil Densus 88 Sulsel, Agung NM di Balai Kota Makassar, Selasa 14/10 [Suara.com/Humas Pemkot Makassar]
Baca 10 detik
  • Meningkatnya ancaman penyebaran paham radikal melalui ruang digital
  • Pencegahan penyebaran paham radikal di dunia maya
  • Densus 88 kini lebih fokus pada langkah preventif dan edukatif

SuaraSulsel.id - Di tengah meningkatnya ancaman penyebaran paham radikal melalui ruang digital, Pemerintah Kota Makassar memperkuat langkah pencegahan dengan menggandeng Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri.

Kolaborasi ini fokus pada edukasi dan pembinaan sosial untuk menjaga ketahanan masyarakat, khususnya generasi muda, dari ideologi ekstrem dan intoleransi.

Pertemuan tersebut berlangsung di Balai Kota Makassar, dihadiri langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama Kasatgaswil Densus 88 Sulsel, Agung NM, serta jajaran pemerintah kota seperti Kepala Badan Kesbangpol Fatur Rahim dan Kepala Dinas Sosial Andi Bukti Jufri.

Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas penguatan kerja sama dalam pembinaan narapidana dan eks-narapidana terorisme (Napiter dan Eks Napiter), serta pencegahan penyebaran paham radikal di dunia maya.

“Kami bersilaturahmi dengan Pak Wali Kota, membahas penanganan intoleransi, radikalisme, dan terorisme, khususnya di Kota Makassar. Semua berjalan baik, dan kami ingin memperkuat koordinasi serta pengawasan,” jelas Agung, Selasa 14/10.

Agung menjelaskan, penyebaran paham ekstrem kini tak lagi terjadi secara konvensional, melainkan mulai merambah ke dunia maya, termasuk media sosial dan gim daring yang banyak diakses anak muda.

Karena itu, Densus 88 kini lebih fokus pada langkah preventif dan edukatif.

“Langkah kami fokus pada pencegahan, melalui sosialisasi, ceramah di sekolah, dan kegiatan pembinaan eks-napiter,” katanya.

Menurut Agung, hingga kini terdapat 135 eks-narapidana terorisme di Sulawesi Selatan, dan sekitar 90 persen di antaranya berdomisili di Kota Makassar.

Baca Juga: Pemkot Makassar Damaikan Dua Kelompok yang Sering Tawuran

Para eks-napiter tersebut kini dibina melalui Yayasan Rumah Moderasi Makassar, lembaga yang turut melibatkan Pemkot dan Pemprov Sulsel.

Melalui yayasan ini, para eks-napiter diarahkan untuk kembali produktif lewat usaha mandiri, seperti membuka warung kopi, menjual makanan, dan menjalankan jasa servis AC.

“Kami juga membangun sistem deteksi dini dengan dukungan jaringan di lapangan, mulai dari lurah, Bhabinkamtibmas, hingga aparat pemerintahan di tingkat bawah,” tambah Agung.

Wali Kota: Pendekatan Kemanusiaan dan Sosial

Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan komitmen pemerintah kota untuk terus berkolaborasi dengan Densus 88.

Ia menilai, pembinaan sosial dan ekonomi bagi para eks-napiter adalah bagian penting dari upaya deradikalisasi yang berkelanjutan.

Load More