- 1,5 juta penderita penyakit jantung koroner
- Pelayanan non-medis di Malaysia dianggap lebih nyaman
- Perkembangan teknologi kedokteran membuat prosedur operasi jantung kini semakin maju dan minim risiko
Perkembangan teknologi kedokteran membuat prosedur operasi jantung kini semakin maju dan minim risiko.
Di RS Premier Bintaro misalnya, tersedia robotic cardiac surgery serta teknik off pump coronary artery bypass (OPCAB).
"Dengan OPCAB, operasi bypass bisa dilakukan tanpa menghentikan denyut jantung. Risikonya lebih kecil," jelas Sugisman.
Ada pula prosedur minimally invasive direct coronary artery bypass (MidCAB) yang dilakukan lewat sela iga.
Ini mengurangi rasa sakit dan pemulihannya lebih cepat.
Dengan teknologi ini, pasien tidak perlu takut menjalani operasi jantung.
"Empat hari saja sudah bisa pulang, asal ditangani dokter yang ahli," ujarnya.
Sugisman menambahkan, penyakit jantung kini tidak mengenal usia. Dirinya bahkan menangani beberapa anak muda yang membutuhkan operasi jantung.
"Umur termuda yang pernah saya bypass itu 25 tahun. Jadi jangan merasa karena masih muda akan bebas dari penyakit jantung," katanya mengingatkan.
Baca Juga: Jenazah TKI Asal Gowa Akan Dipulangkan, Majikan di Malaysia Siap Tanggung Jawab
Saat ini penyakit jantung koroner masih menjadi kasus terbanyak di Indonesia. Selain itu, kelainan katup jantung atau jantung bocor juga cukup tinggi.
Jika kerusakan katup terjadi, jalan satu-satunya adalah mengganti dengan katup buatan yang sebagian besar masih harus diimpor dari Amerika.
"Harganya bisa sekitar Rp30 juta. Ada yang terbuat dari jaringan hewan seperti sapi atau babi, ada juga yang berbahan logam. Kalau logam, pasien harus minum obat pengencer darah seumur hidup," tutur Sugisman.
Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya tantangan penanganan penyakit jantung di Indonesia.
Meski demikian, Sugisman menekankan bahwa pasien tidak perlu takut menghadapi operasi. Dengan teknologi modern dan tenaga medis terampil, peluang keberhasilan sangat besar.
Kepala Staf Medik Bedah Kardiovaskular Dewasa RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita itu juga menegaskan, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
Terkini
-
Pelatih PSM Makassar Pelajari Kekuatan PSBS Biak
-
Ini Alasan LSM Laporkan Dua Guru Luwu Utara Sampai Presiden Harus Turun Tangan
-
Guru yang Teraniaya di Luwut Raih Keadilan: Peran Pak Dasco Luar Biasa
-
Pemilik Sertifikat Tanah Tahun 1961 - 1997, Menteri Nusron Wahid Minta Segera Lakukan Ini
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?