Muhammad Yunus
Selasa, 23 September 2025 | 12:01 WIB
Karya seni rupa kaligrafi Islam, Latin, dan Lontara karya maestro seni rupa Sulawesi Selatan, Prof. Abd. Aziz Ahmad di Benteng Somba Opu [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Ribuan pengunjung terpukau ketika menyaksikan sebuah pameran tunggal 
  • Seribu karya seni rupa kaligrafi Islam, Latin, dan Lontara karya maestro seni rupa Sulawesi Selatan
  • salah satu pameran kaligrafi terbesar yang pernah digelar di Sulsel

SuaraSulsel.id - Suasana Baruga Benteng Somba Opu mendadak berubah menjadi lautan karya seni.

Ribuan pengunjung terpukau ketika menyaksikan sebuah pameran tunggal yang tidak biasa.

Lebih dari seribu karya seni rupa kaligrafi Islam, Latin, dan Lontara karya maestro seni rupa Sulawesi Selatan, Prof. Abd. Aziz Ahmad.

Pameran ini resmi dibuka pada Senin (22/9/2025) dan akan berlangsung hingga 26 September 2025.

Total ada 1.077 karya yang terbingkai rapi dan memenuhi ruangan, menjadikan momen ini sebagai salah satu pameran kaligrafi terbesar yang pernah digelar di Makassar.

Apresiasi dari Akademisi

Acara pembukaan pameran berlangsung meriah dan penuh kekaguman. Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Karta Jayadi, yang hadir sekaligus membuka secara resmi, menyampaikan apresiasinya.

“Dedikasi Prof. Abd. Aziz Ahmad dalam mengembangkan seni rupa, khususnya kaligrafi, merupakan sumbangsih besar bagi dunia seni di Sulawesi Selatan. Karya-karya beliau bukan hanya indah, tetapi juga penuh makna spiritual dan budaya,” ucapnya.

Karya seni rupa kaligrafi Islam, Latin, dan Lontara karya maestro seni rupa Sulawesi Selatan, Prof. Abd. Aziz Ahmad di Benteng Somba Opu [Suara.com/Istimewa]

Inspirasi untuk Generasi Muda

Baca Juga: JK Ungkap Sejarah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Dalam kesempatan itu, Prof. Abd. Aziz Ahmad mengungkapkan harapannya agar pameran ini tidak sekadar menjadi tontonan, tetapi juga inspirasi.

“Saya berharap karya-karya ini bisa menjadi motivasi bagi para perupa, seniman, budayawan, dan terutama generasi muda untuk terus berkarya.

Seni kaligrafi adalah warisan yang harus kita jaga, lestarikan, dan kembangkan sesuai zaman,” ujarnya.

Pesan ini disambut hangat oleh para pengunjung yang hadir, mulai dari mahasiswa seni, komunitas budaya, hingga masyarakat umum.

Banyak di antara mereka yang terlihat mengabadikan momen, berdiskusi, dan bahkan mencoba menafsirkan makna di balik tiap goresan kaligrafi.

Kaya Gaya, Sarat Makna

Load More