SuaraSulsel.id - Junaedi, mahasiswa Pascasarjana Farmasi dari Universitas Mega Rezky Makassar (UNIMERZ), berpartisipasi dalam kegiatan Consortium for Globalization of Chinese Medicine cum Innovative Research in Natural Medicine di Zhuhai, China.
Acara ini Berlangsung 20-22 Agustus 2024. Dalam acara bergengsi ini, Junaedi mempresentasikan "lontara pabbura". Sebuah manuskrip pengobatan kuno dari Bugis, Sulawesi Selatan, yang dianggap memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
Lontara pabbura merupakan bagian dari warisan budaya masyarakat Bugis yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Manuskrip ini memuat berbagai resep dan teknik pengobatan tradisional yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Baca Juga: Dokter Sebut Jenis Obat Ini Dapat Menyebabkan Tulang Keropos
Junaedi menjelaskan bahwa lontara pabbura berpotensi besar untuk diintegrasikan dalam pengobatan modern. Terutama karena kandungan dan metode pengobatannya yang unik dan beragam.
Konferensi ini menghadirkan para ahli, peneliti, dan praktisi dari seluruh dunia yang berbagi pengetahuan dan inovasi di bidang pengobatan alami.
Junaedi, sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia, mendapat kesempatan emas untuk menunjukkan kekayaan tradisi pengobatan lokal yang jarang dikenal di tingkat internasional.
Presentasinya tidak hanya menarik perhatian peserta konferensi, tetapi juga membuka peluang diskusi yang mendalam mengenai aplikasi lontara pabbura dalam konteks pengobatan global.
Dalam sesi presentasinya, Junaedi menguraikan metode-metode pengobatan yang tercatat dalam lontara pabbura dan bagaimana mereka bisa diadaptasi dengan teknik modern.
Ia menekankan pentingnya memelihara dan mengembangkan pengetahuan tradisional ini agar tidak hilang seiring waktu. Dengan demikian, lontara pabbura dapat berkontribusi pada pemahaman dan pemanfaatan herbal dalam pengobatan modern.
Baca Juga: Peneliti: Sulawesi Utara Kaya Tumbuhan Obat Herbal
Selain Menjadi Mahasiswa, Junaedi Juga merupakan anggota dari Perkumpulan Tamalanrea Science and Researh Center yang merupakan perkumpulan untuk pengembangan pengetahuan lokal dan menggali potensi lokal, termasuk dalam dunia pengobatan.
Berita Terkait
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Menggali Makna Mahasiswa 'Abadi': Antara Idealisme dan Keterlambatan Lulus
-
Kuliah atau Kerja? Menyiasati Hidup Mahasiswa yang Multitasking
-
Mengikuti Organisasi Kampus: Sekadar Hiburan atau Langkah Menuju Karier?
-
Fenomena Titip Absen dan Dampaknya: Antara Etika dan Solidaritas
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Paser: Polda Kaltim Buru Pelaku, JATAM Desak Cabut Izin PT MCM
-
276 Kegiatan Kampanye Tercatat di Kaltim, Reses DPRD Jadi Sorotan Bawaslu
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
Terkini
-
Siswa Tuna Rungu di Makassar Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru
-
KPK Kejar Aliran Uang Korupsi Kereta Api Sulsel
-
Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun