Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 30 Agustus 2025 | 19:19 WIB
Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Rusdamdiansyah (25) atau akrab disapa Dandi meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok demonstran yang anarkis di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. [Istimewa]

SuaraSulsel.id - Gelombang unjuk rasa di Kota Makassar kembali memakan korban jiwa.

Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Rusdamdiansyah (25) atau akrab disapa Dandi meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok demonstran yang anarkis di Jalan Urip Sumoharjo.

Peristiwa itu terjadi tepat di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada Jumat, 29 Agustus 2025 malam.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kemenkes Makassar di kawasan CPI dalam kondisi kritis.

Namun, sayangnya nyawanya tak tertolong setelah menjalani perawatan intensif.

Kabar duka itu dibenarkan oleh Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli Tahar, Sabtu, 30 Agustus 2025 sore.

"Iya betul, yang bersangkutan meninggal sore tadi," ucapnya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Dandi dikeroyok karena dituding sebagai intel aparat di tengah kerumunan massa.

Massa yang sedang ricuh menuding gerak-geriknya mencurigakan, lalu menyerangnya secara brutal.

Baca Juga: Mencekam! Satpol PP Lompat dari Lantai 4 DPRD Makassar yang Dibakar Massa, Satu Kritis

"Iya, dugaannya begitu dikira intel. Tapi yang jelas, informasi yang kami terima yang bersangkutan dikeroyok oleh massa saat kerusuhan di Urip," kata Fadli menambahkan.

Kata Fadly, pihaknya akan membantu memfasilitasi untuk pemakaman korban. Pemkot juga menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya korban.

"Kami siapkan ambulans dari rumah duka ke pemakaman," kata Fadli.

Dandi dikenal sebagai sosok pekerja keras.

Selain menjadi pengemudi ojol sejak tujuh tahun lalu, ia juga seorang mahasiswa yang membiayai kuliahnya sendiri dari hasil bekerja di jalanan.

Pihak Grab Indonesia turut menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Dandi yang telah menjadi bagian dari komunitas mitra pengemudi sejak lebih dari tujuh tahun lalu.

Dalam pernyataan resmi di akun media sosialnya, Grab menyebut Dandi bukan sekadar mitra, tetapi juga bagian dari keluarga besar perusahaan.

"Kami terdiam. Berat sekali rasanya menuliskan kabar ini. Almarhum telah lebih dari tujuh tahun bersama kami, tumbuh dan berjalan bersama. Beliau bukan sekadar mitra pengemudi, tetapi pejuang jalanan yang setia, sahabat bagi sesama mitra, dan bagian dari keluarga besar Grab," tulis Grab.

Pihak Grab menambahkan, mereka juga akan terus mendampingi keluarga almarhum.

"Kehilangan ini sungguh tragis, meninggalkan duka yang begitu dalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi kami semua. Kami bersama pihak keluarga dan komunitas mitra akan selalu bergandengan tangan. Kami sedang memberikan pendampingan langsung dan dukungan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan," lanjut pernyataan tersebut.

Selain untuk Dandi, Grab juga menyampaikan doa untuk sejumlah mitra pengemudi lain di Jakarta yang menjadi korban luka saat aksi unjuk rasa nasional.

Dengan meninggalnya Dandi, jumlah korban jiwa dalam kerusuhan yang mengguncang Kota Makassar sejak Jumat malam bertambah menjadi empat orang.

Tiga korban sebelumnya adalah Sarinawati (26), staf DPRD Kota Makassar Akbar Basri alias Abay (26), staf Humas DPRD Makassar dan Syaiful Akbar (43), Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah.

Ketiganya meninggal dunia dalam insiden kebakaran gedung DPRD Makassar yang dibakar massa. Peristiwa itu terjadi setelah ribuan demonstran menduduki gedung DPRD Makassar dan DPRD Sulsel pada puncak aksi Jumat malam.

Selain korban jiwa, puluhan kendaraan juga menjadi sasaran amuk massa.

Sekitar 70 unit kendaraan roda dua dan roda empat hangus terbakar dalam peristiwa itu. Tidak hanya milik pegawai, beberapa kendaraan dinas pejabat juga ikut ludes dilalap api.

Kerusuhan di Makassar merupakan rangkaian dari aksi protes nasional yang dipicu kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojek online di Jakarta yang tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) polisi saat demonstrasi di depan DPR RI.

Gelombang kemarahan publik meluas ke sejumlah kota, termasuk Makassar, hingga berujung pada aksi anarkis.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More