SuaraSulsel.id - Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan telah resmi melaporkan Magdalena De Munnik ke Polrestabes Makassar.
Di saat bersamaan, Magdalena De Munnik juga telah dilaporkan oleh Pemerintah Kota Makassar ke Polda Sulawesi Selatan.
Laporan pidana tersebut berkaitan dengan dugaan pemalsuan dokumen dalam perkara sengketa lahan seluas 52 hektare di Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
"Sudah sejak Juni (dilaporkan). Pemprov lapor ke Polrestabes, Pemkot lapor ke Polda," kata Kepala Biro Hukum Pemprov Sulawesi Selatan, Herwin Firmansyah, Rabu, 13 Agustus 2025.
Herwin menjelaskan, kasus tersebut tengah berproses. Penyidik juga sudah tiga kali melakukan panggilan kepada pelapor dan terlapor untuk dimintai keterangan.
"Masih on proses, bisa langsung ditanyakan ke Polres ya. Sudah dipanggil tiga kali untuk diambil keterangan," ucapnya.
Kasus ini bermula saat Pemprov Sulsel, BPN dan Pemkot Makassar menemukan ada dokumen yang diduga palsu. Dalam berkas persidangan yang diajukan Magdalena De Munnik ke Pengadilan Tinggi Makassar.
Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman menjelaskan dokumen gugatan yang diserahkan ke pengadilan tinggi tertulis tahun 2011. Padahal perkara yang disengketakan baru muncul pada 2015.
"Setelah diperiksa ada dokumen yang ditengarai palsu. Magdalena menempatkan keterangan palsu di atas akta yang seolah-olah asli," ujar Jufri Rahman.
Baca Juga: Lagi, Lahan Milik Pemprov Sulsel Seluas 6 Hektare Diklaim Warga
Pemprov Sulsel juga menemukan logo Badan Pertanahan Nasional (BPN) di dokumen tersebut dan ternyata hal tersebut dibantah oleh BPN. Mereka menegaskan logo itu palsu.
"Nanti BPN siap bersaksi karena mereka yakin itu palsu. Jadi kalau itu barang palsu digunakan dan menang, ada kemungkinan dibatalkan MA. Kita berharap persidangannya (Kasasi) fair," lanjut Jufri.
Jika dokumen tersebut terbukti palsu, maka Magdalena terancam disangka pasal 263 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHPidana dengan ancaman pidana penjara minimal satu tahun enam bulan.
Sebelumnya, Pengadilan Tinggi (PT) Makassar memenangkan Samla Dg Ngimba dan Magdalena De Munnik dalam sengketa lahan seluas 52 hektare melawan Pemerintah Kota Makassar, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, serta BPN Kota dan Provinsi.
Putusan dalam perkara nomor 57/PDT/2025/PT.Mksr pada 19 Maret 2025 ini membatalkan putusan Pengadilan Negeri Makassar yang sebelumnya menyatakan Magdalena dan Samla kalah dalam tingkat pertama.
Lahan yang disengketakan awalnya diajukan Hak Pengelolaan Lahan (HPL)-nya oleh Gubernur Sulsel pada tahun 1992 dan digunakan sebagai perumahan bagi pegawai pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Sri Mulyani: Mengelola Anggaran Tanpa Transparansi Pasti Banyak Setan
-
Sempat Dikabarkan Meninggal, Wartawan Tuturpedia Selamat dan Dirawat di RSUD Soewondo
-
Ma'ruf Amin Tagih Utang ke Prabowo
-
Update Demo Pati: Kabar Wartawan Meninggal Tidak Benar, Dirawat di RSUD Soewondo
-
Demo Pati Ricuh: Gebang Kantor Bupati Nyaris Roboh, Polisi Tembakan Gas Air Mata
Terkini
-
Jangan Ketinggalan, BRI Hadirkan Beauty, Fashion, and Fragrance Festival (BFF) 2025
-
Gudang Wagub Sulsel Dibobol Maling! Ini Daftar Barang yang Raib
-
Korupsi Sistem Penyediaan Air Minum, 2 Kantor Balai di Makassar Digeledah
-
Lagi, Lahan Milik Pemprov Sulsel Seluas 6 Hektare Diklaim Warga
-
Sekda Sulsel Apresiasi BI Fasilitasi Sulsel Talk, Perkuat Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global