Muhammad Yunus
Selasa, 29 Juli 2025 | 18:00 WIB
NA, pelajar sekolah dasar di Tana Toraja, Sulawesi Selatan diduga jadi korban perundungan kakak kelasnya hingga takut pergi ke sekolah [Suara.com/Istimewa]

Korban dihajar hingga terjatuh hanya karena menunjukkan foto pelaku bersama teman dekatnya yang beredar di media sosial.

"Korban hanya menunjukkan foto yang sudah diunggah pelaku sendiri, tapi pelaku tersinggung dan memukul," ujar Kepala Sekolah, Sulaeman.

Pada 7 Mei 2025, seorang bocah taman kanak-kanak berinisial MK juga dirundung oleh enam orang pelajar kelas VI SD.

Para pelaku bahkan dijemput langsung oleh polisi di rumahnya.

Para pelaku nekat melakukan aksi bullying dengan menyeret, meludahi dan mengancam memasukkan korban ke dalam sebuah kantong kresek berukuran besar.

Saat melakukan bullying terhadap korban, mereka juga menertawai dan merekam aksinya. Video itu bahkan diunggah pelaku ke media sosial.

Yang lebih memilukan terjadi di Kota Makassar.

Seorang siswa kelas 6 SD Maccini I/1 bernama Muhammad Raja Afnan meninggal dunia setelah diduga dikeroyok oleh sesama pelajar.

Korban sempat menjalani perawatan intensif selama lima hari di Rumah Sakit Faisal sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

Baca Juga: Orang Tua Siswa di Makassar Keluhkan 'Jalur Belakang' Masuk SMP Negeri, Disdik Ungkap Fakta

Pihak keluarga mengungkap bahwa Raja sempat bercerita dirinya dikeroyok di depan sekolah oleh sejumlah pelajar, termasuk seorang siswa SMP.

Kasus tersebut kini masih dalam penanganan aparat penegak hukum.

Perlu Langkah Nyata

Kasus-kasus ini mengindikasikan lemahnya pengawasan serta minimnya edukasi tentang anti-kekerasan. Baik di lingkungan sekolah atau pun tempat tinggal.

Sudah saatnya Dinas Pendidikan di setiap daerah mendorong pembentukan unit perlindungan anak di sekolah yang aktif melakukan sosialisasi dan pemantauan.

Guru juga harus dibekali pelatihan untuk menangani konflik anak secara bijak dan cepat agar masalah seperti ini tidak terulang.

Load More