SuaraSulsel.id - Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri Rante Ba’tan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, berinisial NA diduga menjadi korban perundungan oleh sejumlah kakak kelasnya.
Peristiwa ini terjadi pada Senin, 28 Juli 2025 dan sempat viral di media sosial.
Korban mengaku ditendang oleh sekitar delapan orang siswa kelas 6 hingga tersungkur ke tanah.
Kasus ini terungkap setelah ibu korban, Natalia, mendapati anaknya tiba-tiba bangun menangis tersedu-sedu di rumah dan menolak berangkat ke sekolah keesokan harinya.
"Anakku bilang diborongi anak kelas 6 (SD). Dia ketakutan sampai tidak mau sekolah lagi," ujar Natalia.
Natalia mengaku kecewa karena anaknya tidak berani mengadu kepada guru.
Salah satu pelaku disebut merupakan anak dari salah satu guru di sekolah tersebut. Ia juga menegaskan bahwa anaknya selama ini dikenal berprestasi dan tidak pernah membuat masalah.
"Kalau dia anak nakal, tidak mungkin dia selalu jadi ketua kelas. Nilainya juga selalu terbaik dari TK sampai sekarang," ujarnya.
Video sang anak menangis dan mengaku takut kembali ke sekolah sempat beredar luas di media sosial dan memancing reaksi publik.
Baca Juga: Orang Tua Siswa di Makassar Keluhkan 'Jalur Belakang' Masuk SMP Negeri, Disdik Ungkap Fakta
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Tana Toraja, Andarias Lebang, langsung turun tangan. Ia mendatangi sekolah dan memfasilitasi proses mediasi antara pihak korban dan para pelaku.
Para siswa yang diduga melakukan perundungan sudah dipanggil dan dimediasi. Mereka juga telah meminta maaf kepada korban.
Natalia berharap anaknya bisa kembali bersemangat mengikuti kegiatan belajar dan kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kasus Perundungan Terus Berulang
Kasus perundungan siswa di Tana Toraja ini menambah panjang daftar kekerasan di lingkungan sekolah di Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, pada Mei 2025, seorang siswa SMP Negeri 1 Mattiro Bulu di Kabupaten Pinrang berinisial RD (13) menjadi korban pemukulan oleh teman sekelasnya.
Korban dihajar hingga terjatuh hanya karena menunjukkan foto pelaku bersama teman dekatnya yang beredar di media sosial.
"Korban hanya menunjukkan foto yang sudah diunggah pelaku sendiri, tapi pelaku tersinggung dan memukul," ujar Kepala Sekolah, Sulaeman.
Pada 7 Mei 2025, seorang bocah taman kanak-kanak berinisial MK juga dirundung oleh enam orang pelajar kelas VI SD.
Para pelaku bahkan dijemput langsung oleh polisi di rumahnya.
Para pelaku nekat melakukan aksi bullying dengan menyeret, meludahi dan mengancam memasukkan korban ke dalam sebuah kantong kresek berukuran besar.
Saat melakukan bullying terhadap korban, mereka juga menertawai dan merekam aksinya. Video itu bahkan diunggah pelaku ke media sosial.
Yang lebih memilukan terjadi di Kota Makassar.
Seorang siswa kelas 6 SD Maccini I/1 bernama Muhammad Raja Afnan meninggal dunia setelah diduga dikeroyok oleh sesama pelajar.
Korban sempat menjalani perawatan intensif selama lima hari di Rumah Sakit Faisal sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Pihak keluarga mengungkap bahwa Raja sempat bercerita dirinya dikeroyok di depan sekolah oleh sejumlah pelajar, termasuk seorang siswa SMP.
Kasus tersebut kini masih dalam penanganan aparat penegak hukum.
Perlu Langkah Nyata
Kasus-kasus ini mengindikasikan lemahnya pengawasan serta minimnya edukasi tentang anti-kekerasan. Baik di lingkungan sekolah atau pun tempat tinggal.
Sudah saatnya Dinas Pendidikan di setiap daerah mendorong pembentukan unit perlindungan anak di sekolah yang aktif melakukan sosialisasi dan pemantauan.
Guru juga harus dibekali pelatihan untuk menangani konflik anak secara bijak dan cepat agar masalah seperti ini tidak terulang.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Tana Toraja berjanji akan memperkuat sistem pengawasan di sekolah-sekolah untuk mencegah kekerasan serupa terulang.
Salah satu rencananya adalah mendorong program Sekolah Ramah Anak agar benar-benar dijalankan secara aktif, bukan sekadar slogan.
"Kita tidak ingin ruang belajar menjadi tempat yang menakutkan. Anak-anak harus merasa aman dan nyaman," tegas Kepala Dinas Pendidikan Tana Toraja, Andarias Lebang.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Krisis Lini Depan PSM Makassar: Mampukah Pelatih Baru Jadi Penyelamat?
-
Tomas Trucha: Saya Bukan Klopp!
-
Viral Anak Tidak Mampu Bayar Ijazah, Kadis Pendidikan Makassar: Lapor, Kami Akan Bantu Segera!
-
LPSK Turun Tangan! Keluarga Korban Pembakaran DPRD Makassar Dapat Perlindungan
-
Menyamar jadi TNI AL, Napi Peras Korban Ratusan Juta dari Dalam Sel