Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 21 Mei 2025 | 08:50 WIB
Komisaris Jenderal (Purn) Jusuf Manggabarani, mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, wafat di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar pada Selasa, 20 Mei 2025 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Atas keberhasilan itu, ia ditawari kenaikan pangkat luar biasa. Namun, JM menolaknya. Ia lebih memilih melanjutkan pendidikan.

"Kenaikan pangkat bisa dicapai kapan saja, tapi ilmu harus dicari," katanya.

Kisah keberaniannya tak berhenti di Timor Timur. Di kota Palopo, Sulawesi Selatan, JM kembali menunjukkan keberanian yang luar biasa.

Kota kecil itu pernah dikuasai oleh gerombolan preman yang dipimpin seorang pria bernama Sukri.

Baca Juga: Sehari Sebelum Berangkat Haji, Jemaah Asal Bantaeng Meninggal Dunia

Warga takut karena Sukri kerap mencari masalah. Ia juga kemana-mana membawa senapan rakitan lokal, Pa'poro.

Tak ada aparat yang berani bertindak. JM yang saat itu berpangkat kolonel pun turun tangan.

Ia mendatangi Sukri dan menantangnya dalam duel terbuka. JM bahkan mempersilakan Sukri yang menembak lebih dulu. Anehnya, tak satu pun peluru menyentuh tubuhnya.

Jenazah Mantan Wakapolri Jenderal Purnawirawan Jusuf Manggabarani diterbangkan ke Jakarta, Selasa 20 Mei 2025. Almarhum meninggal di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Ketika giliran JM menembak, pemimpin geng itu terkena di bagian lengan. JM berhasil memberikan pelajaran dan melumpuhkan Sukri tanpa nyawa melayang.

Banyak yang menyangka JM kebal peluru. Nyatanya tidak.

Baca Juga: Misa Requiem untuk Paus Fransiskus Digelar di Makassar: Uskup Ungkap Warisan Paus Fransiskus

JM bilang, ia hanya tahu benar karakter senjata lawan. Pa'poro hanya mampu menjangkau 45 meter dan ia mengatur jarak duel di 60 meter.

Cerita-cerita semacam itu bukan dongeng. Melainkan kisah nyata dari seorang bhayangkara yang tak pernah takut berdiri di garis depan.

Seorang lelaki kelahiran Kabupaten Gowa yang hidupnya diabdikan sepenuhnya untuk bangsa.

Hari ini, Jusuf Manggabarani yang berani itu memang telah pergi. Namun, integritas dan dedikasinya untuk negara ini akan terus hidup dalam kenangan banyak orang.

Jusuf Manggabarani bukan hanya jenderal. Ia adalah teladan.

Apalagi di tengah sorotan publik terhadap institusi kepolisian saat ini. Sosok Jusuf Manggabarani menjadi pengingat, bahwa pengabdian sejati tidak memerlukan panggung, tetapi hati yang bersih dan keberanian untuk membela kebenaran.

Load More