SuaraSulsel.id - Kabar duka menyelimuti keluarga besar Polri dan masyarakat Sulawesi Selatan.
Komisaris Jenderal (Purn) Jusuf Manggabarani, mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, wafat di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar pada Selasa, 20 Mei 2025.
Ia meninggal karena sakit yang dideritanya dalam beberapa waktu terakhir.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Perumahan Bukit Khatulistiwa, Tamalanrea, Makassar.
Baca Juga: Sehari Sebelum Berangkat Haji, Jemaah Asal Bantaeng Meninggal Dunia
Setelahnya, digelar upacara pelepasan jenazah untuk dibawa ke Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Rencananya, Jusuf Manggabarani akan dimakamkan pada Rabu, har ini.
Kepergian tokoh kepolisian yang akrab disapa JM ini meninggalkan jejak panjang pengabdian dan cerita keberanian yang tak mudah dilupakan.
Namanya hidup dalam ingatan banyak orang sebagai polisi jujur, berani, dan teguh pada prinsip.
Semua kisah heroik dan nilai-nilai hidup yang dijalani JM terangkum dalam buku berjudul "Jusuf Manggabarani: Cahaya Bhayangkara".
Salah satu kisah yang paling dikenang terjadi di Timor Timur, tahun 1980.
Baca Juga: Misa Requiem untuk Paus Fransiskus Digelar di Makassar: Uskup Ungkap Warisan Paus Fransiskus
Kala itu, JM yang masih perwira muda Brimob tengah bertugas di daerah konflik.
Suatu malam, terdengar tembakan senjata. Pasukan Fretilin ternyata menyerbu dan berhasil merebut kantor TVRI.
Dalam situasi darurat itu, JM tetap tenang. Ia kemudian mengambil dua senjata.
Satu diserahkan ke seorang polisi. Satunya lagi ia berikan kepada istrinya yang baru saja melahirkan.
JM lalu memimpin pasukannya mengepung gedung TVRI. Baku tembak pecah hingga dini hari.
Pasukan Fretilin akhirnya dipukul mundur hingga gedung TVRI kembali dikuasai.
Atas keberhasilan itu, ia ditawari kenaikan pangkat luar biasa. Namun, JM menolaknya. Ia lebih memilih melanjutkan pendidikan.
"Kenaikan pangkat bisa dicapai kapan saja, tapi ilmu harus dicari," katanya.
Kisah keberaniannya tak berhenti di Timor Timur. Di kota Palopo, Sulawesi Selatan, JM kembali menunjukkan keberanian yang luar biasa.
Kota kecil itu pernah dikuasai oleh gerombolan preman yang dipimpin seorang pria bernama Sukri.
Warga takut karena Sukri kerap mencari masalah. Ia juga kemana-mana membawa senapan rakitan lokal, Pa'poro.
Tak ada aparat yang berani bertindak. JM yang saat itu berpangkat kolonel pun turun tangan.
Ia mendatangi Sukri dan menantangnya dalam duel terbuka. JM bahkan mempersilakan Sukri yang menembak lebih dulu. Anehnya, tak satu pun peluru menyentuh tubuhnya.
Ketika giliran JM menembak, pemimpin geng itu terkena di bagian lengan. JM berhasil memberikan pelajaran dan melumpuhkan Sukri tanpa nyawa melayang.
Banyak yang menyangka JM kebal peluru. Nyatanya tidak.
JM bilang, ia hanya tahu benar karakter senjata lawan. Pa'poro hanya mampu menjangkau 45 meter dan ia mengatur jarak duel di 60 meter.
Cerita-cerita semacam itu bukan dongeng. Melainkan kisah nyata dari seorang bhayangkara yang tak pernah takut berdiri di garis depan.
Seorang lelaki kelahiran Kabupaten Gowa yang hidupnya diabdikan sepenuhnya untuk bangsa.
Hari ini, Jusuf Manggabarani yang berani itu memang telah pergi. Namun, integritas dan dedikasinya untuk negara ini akan terus hidup dalam kenangan banyak orang.
Jusuf Manggabarani bukan hanya jenderal. Ia adalah teladan.
Apalagi di tengah sorotan publik terhadap institusi kepolisian saat ini. Sosok Jusuf Manggabarani menjadi pengingat, bahwa pengabdian sejati tidak memerlukan panggung, tetapi hati yang bersih dan keberanian untuk membela kebenaran.
Nilai-nilai yang ia pegang, kejujuran, ketegasan, dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan mesti menjadi edukasi moral bagi setiap anggota Polri sekarang ini.
Karena, tak hanya sekadar seragam dan pangkat yang paling dikenang dari seorang polisi. Melainkan keberpihakannya kepada rakyat.
Dan karena prinsip seperti itulah, nama Jusuf Manggabarani akan terus hidup dan dikenang.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
Sosok Jusuf Manggabarani: Jenderal Berani Melawan Preman, Tolak Pangkat, dan Selamatkan TVRI
-
Tarif Impor AS Bikin Industri Terpuruk, Pengusaha: Kami Jadi Korban Eksperimen
-
Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar
-
5 Link Saldo Dana Kaget, Bisa Klaim Hingga Ratusan Ribu Rupiah
-
10 Langkah Pendirian Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan