"Mungkin dugong itu adalah rajanya saat bersama-sama dalam sekumpulan besar ikan teri. Kalau rajanya sudah tidak ada, ikan teri menghilang. Mungkin satu kerajaan," kata Syamsudin.
Kearifan lokal tidak mengkonsumsi daging dugong kemudian terbukti tidak hanya memiliki makna menjaga kelestarian dugong semata.
Tapi pesan yang besarnya adalah kaum perempuan nelayan seperti mendapatkan panen besar saat musim ikan putih tiba.
Kearifan lokal itu bertahan sampai saat ini. Saat mengambil ikan teri terlihat juga ada tiga atau empat ekor dugong di pinggir kelompok teri. Nelayan bahkan segera menyingkirkan jala bila ada dugong yang melintas agar tidak terjerat.
Bagi Syamsudin, yang sudah lebih 40 tahun melaut, ada keinginan besar agar upaya menjaga populasi dugong dituangkan dalam sebuah peraturan desa yang mengikat.
Jangan lupa menjaga bakau
Ismail Husen, warga setempat mengatakan, menjaga habitat dan populasi dugong juga tidak bisa dipisahkan dari baik buruknya kondisi bakau yang ada di sekitarnya.
"Kalau ekosistem bakau terjaga, maka itu akan menyangga perairan yang ada di sekitar, termasuk habitat dugong," kata Koordinator Bidang Publikasi dan Kampanye Yayasan Swara Parangpuan Ismail Husen.
Mae, begitu pria tersebut disapa, sudah sejak tahun 1996 menjadi aktivis lingkungan yang terus mengkampanyekan pelestarian bakau berspektif gender di beberapa desa sekitar termasuk Arakan.
Baca Juga: Jasa Penggalian Kuburan di Makassar Gratis atau Berbayar? Ini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup
Khusus materi pelestarian bakau, kata dia, biasanya dimasukkan dalam muatan lokal. Sesekali siswa juga diajak melihat ekosistem bakau untuk mengenal jenis dan manfaatnya.
"Guru juga kadang meminta kami melengkapi materi ajar terkait dengan bakau," katanya.
Ismail mengatakan, terjaganya hutan bakau yang ada di Arakan, ikut mendukung pelestarian satwa Dugong yang ada di perairan tersebut.
Apabila ekosistem bakau rusak, maka ikut mempengaruhi ketersediaan makanan dugong yang bersumber dari lamun.
"Karena itu, kami terus melakukan edukasi kepada anak sekolah agar pemahaman mereka menjaga kelestarian lingkungan semakin terasah," katanya.
Dia berharap, edukasi pelestarian lingkungan menjaga mangrove maupun dugong akan memunculkan semakin banyak remaja yang bisa menjadi tutor sebaya bagi anak seusianya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Politik yang Menenangkan? Gelora Sulsel Ungkap Strategi "Samateruski" di Leaders Meet Up
-
[CEK FAKTA] Benarkah Ganti Ban Lebih Lebar Membuat Motor Boros BBM?
-
Rubicon Pelat Palsu Parkir di Mapolrestabes Makassar Milik Polisi, Ini Sosoknya!
-
Tragis! Penambang Tewas di Palu, DPRD Desak Tindakan Tegas
-
Detik-Detik Terakhir Mahasiswa UNM Sebelum Terjatuh dari Jembatan Kembar Gowa Diungkap Teman