Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 17 Maret 2025 | 16:34 WIB
Perjuangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov Sulsel mengunjungi daerah terisolir akibat longsor di Luwu Utara [SuaraSulsel.id/istimewa]

SuaraSulsel.id - Suara mesin roda dua terdengar berjuang melawan bekas longsoran yang menyisakan jejak jalanan yang licin.

Akibat hujan lebat di Desa Minanga, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Kejadian tersebut membuat akses jalan utama di desa tersebut terputus. Akibatnya, warga sempat terisolir dan kesulitan untuk mendapatkan bantuan.

Namun, medan yang ekstrem penuh dengan longsoran tanah tak menjadi penghalang bagi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pemprov Sulsel, Amson Padolo.

Baca Juga: Mikrofon Bupati Luwu Utara Dimatikan Saat Keluhkan Anggaran Jalan Seko Dialihkan ke IKN

Bersama Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim dan Wakil Bupati Jumail Mappile, untuk mengunjungi langsung dan membawa bantuan untuk korban yang terdampak, Minggu, 16 Maret 2025.

Tantangan mulai menghadang tak lama setelah perjalanan dimulai.

"Kami melintasi gundukan tanah dari longsoran yang menutupi sebagian jalan. Jalur ke lokasi hanya bisa dilalui roda dua," kata Amson.

Butuh waktu sekitar tiga jam untuk melewati ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.

Kondisi jalan yang bergelombang dan licin memaksa tim mesti berhati-hati. Salah sedikit, nyawa taruhannya.

Baca Juga: 10 Daerah di Sulsel Terendam Banjir & Longsor, Makassar-Barru Paling Parah!

"Butuh waktu tiga jam untuk melihat langsung kondisi 177 Kepala Keluarga yang terdampak. Medannya ekstrem dan terjal," sebutnya.

Beruntung tak ada korban jiwa saat longsor terjadi. Atas intruksi Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Amson mengatakan mereka berupaya untuk melihat langsung lokasi longsor sekaligus membawa bantuan untuk para korban.

Sesampai di lokasi, warga sudah berkumpul dengan wajah penuh harap.

Pengiriman bantuan akan dilakukan secara masif, melibatkan seluruh elemen untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses.

"Sesuai instruksi bapak Gubernur, ini bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat yang sedang kesulitan. Kami ingin menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian," kata mantan Kepala Diskominfo Pemprov Sulsel itu.

Sementara, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan Pemprov Sulawesi Selatan sudah menyalurkan bantuan logistik berupa beras 1 ton dan 100 dos mie instant untuk korban banjir dan longsor di Luwu Utara.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk penanganannya," ucap Sudirman.

Luwu Utara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Ibu kotanya adalah Masamba, yang terletak sekitar 450 km di utara Makassar, ibu kota provinsi.

Kabupaten ini berbatasan dengan:
- Utara: Kabupaten Morowali dan Morowali Utara (Sulawesi Tengah)
- Selatan: Kabupaten Luwu dan Kota Palopo
- Timur: Kabupaten Luwu Timur
- Barat: Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara

Luwu Utara terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk pegunungan, sungai, dan air terjun.

Selain itu, daerah ini juga dikenal sebagai penghasil kakao, kopi, dan hasil pertanian lainnya.

Potensi Bencana Alam

Luwu Utara memiliki beberapa potensi bencana alam yang perlu diwaspadai.

Terutama karena kondisi geografisnya yang terdiri dari daerah pesisir, dataran rendah, dan pegunungan.

Berikut beberapa bencana yang sering terjadi di wilayah ini:

1. Banjir Bandang

- Luwu Utara sering mengalami banjir bandang, terutama di sekitar Masamba, Baebunta, dan Sabbang.
- Salah satu banjir bandang terbesar terjadi pada Juli 2020, yang menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa.
- Penyebab utama: curah hujan tinggi, sedimentasi sungai, dan degradasi hutan di daerah hulu.

2. Tanah Longsor

- Wilayah pegunungan di Luwu Utara, seperti Seko, Rongkong, dan Rampi, rentan terhadap tanah longsor, terutama saat musim hujan.
- Penyebab utama: kemiringan lereng yang curam, hujan lebat, dan aktivitas pembukaan lahan.

3. Gempa Bumi

- Berada di wilayah yang dipengaruhi oleh aktivitas sesar lokal dan zona subduksi Sulawesi, Luwu Utara berpotensi mengalami gempa bumi.
- Meskipun jarang terjadi gempa besar, getaran akibat aktivitas tektonik di sekitar Sulawesi tetap perlu diwaspadai.

4. Kekeringan

- Beberapa daerah di Luwu Utara mengalami kekeringan saat musim kemarau panjang, terutama yang bergantung pada sistem irigasi pertanian.

5. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)

- Potensi kebakaran hutan meningkat pada musim kemarau, terutama di daerah perbukitan dan lahan pertanian yang mengandalkan metode pembakaran lahan.

Upaya Mitigasi

-Rehabilitasi hutan dan daerah aliran sungai (DAS) untuk mengurangi risiko banjir dan longsor.
-Pembangunan tanggul dan normalisasi sungai untuk mengatasi sedimentasi.
-Edukasi masyarakat terkait mitigasi bencana dan sistem peringatan dini.
-Pemantauan aktivitas tektonik untuk mengantisipasi potensi gempa bumi.

Dengan berbagai potensi bencana ini, kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk mengurangi dampak buruknya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More