Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 28 Oktober 2024 | 13:12 WIB
Pasangan calon Gubernur Sulawesi Selatan 2024 Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi dan Mohammad Ramdhan Pomanto - Azhar Arsyad [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Debat pertama calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan digelar Senin, 28 Oktober 2024 di Hotel Four Points Makassar pada pukul 20.00 Wita.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyiapkan tema dan tujuh panelis untuk adu gagasan dalam Pilkada Sulsel 2024. Visi misi hingga program yang ditawarkan pasangan calon Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) dan Mohammad Ramdhan Pomanto - Azhar Arsyad (Dia) akan diuji pada momen ini.

Tema debat perdana Pilgub Sulsel 2024 akan mengupas tuntas terkait peningkatan kesejahteraan dan pelayanan publik yang aksesibel dan responsif oleh kedua paslon. Siapa yang akan unggul?

Menurut pengamat politik Universitas Hasanuddin Makassar Profesor Sukri Tamma, kedua paslon punya pengalaman panjang sebagai pejabat publik.

Baca Juga: Lepas 6.400 Peserta Korpri Run, Prof Zudan Ajak Jaga Kerukunan di Sulsel

Danny Pomanto sebagai wali kota dua periode tentu paham soal kebutuhan dasar masyarakat. Begitu pun dengan Andi Sudirman Sulaiman yang sudah berpengalaman sebagai wakil gubernur dan Gubernur Sulsel tak lagi diragukan.

"Konsen lebih ke penampilan dan sikap para kandidat. Bagaimana menjaga ketenangan, etika, dan membahas substansial atau tidak menyerang personal," ujar Sukri, Senin, 28 Oktober 2024.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas itu menilai sikap seperti ini akan menarik simpati masyarakat. Apalagi bagi pemilih mengambang. Sebab menurutnya, publik sudah jenuh dengan debat yang saling serang tanpa memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

"Kita bisa belajar dari debat di Pilpres kemarin," sebutnya.

Kata Sukri, Danny Pomanto punya banyak program yang cukup berhasil di kota Makassar saat menjabat dua periode. Hal tersebut bisa jadi nilai jual ke masyarakat, bagaimana menerapkan di daerah lain jika terpilih.

Baca Juga: Peringati Hari Santri, Jufri Rahman: Momentum Memperkuat Komitmen Merengkuh Masa Depan

Sementara, pengalaman Andi Sudirman Sulaiman sebagai wakil gubernur dan gubernur tentu paham dengan masalah kompleksitas yang ada di 24 kabupaten kota. Seperti perbaikan infrastruktur yang sudah dirasakan masyarakat.

"Jadi keduanya punya nilai lebih. Danny Pomanto bisa pamer keberhasilannya, sementara Sudirman bisa lebih paham soal apa yang akan dikerjakan ke depan karena sudah punya pengalaman," sebutnya.

Namun, publik menunggu gebrakan dari kedua paslon. Perlu ada visi misi yang meyakinkan untuk menggaet 6,6 juta suara pemilih.

Sukri berharap debat pertama akan memberi harapan baru untuk masalah sosial yang dihadapi masyarakat sekarang ini. Seperti pengentasan kemiskinan, penurunan pengangguran, dan meningkatkan kualitas pendidikan.

"Publik tentu menunggu terobosan apa yang akan dijanjikan. Tidak cukup hanya karena menarik tapi masuk akal dan sesuai konteks kebutuhan masyarakat," sebutnya.

Diketahui, Pilgub Sulsel diikuti oleh dua pasangan calon. Nomor urut 1 pasangan calon Mohammad Ramdhan Pomanto - Azhar Arsyad dan nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi.

Komisioner KPU Sulsel, Hasruddin mengatakan debat akan dihadiri oleh masing-masing paslon. Yakni Moh Ramdhan Pomanto dan Azhar Arsyad serta Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi.

Ada 6 sesi yang disiapkan di debat pertama tersebut. Sesi pertama akan dibuka dengan penyampaian visi misi tiap paslon terkait tema debat. Lalu, sesi kedua dan ketiga merupakan pendalaman dari visi misi.

Lalu, pada sesi keempat dan kelima, kedua paslon akan saling lempar tanya ke lawan debat. Untuk segmen terakhir closing statement untuk meyakinkan publik.

"Sesi terakhir alias keenam itu akan diisi statement penutup oleh masing-masing paslon," ujarnya.

Berikut 7 nama panelis debat Pilgub Sulsel:
1. Andi Yudha Yunus (Pemerhati Kebijakan Publik dan Aktivis LSM)
2. Adi Suryadi Culla (Dosen Pascasarjana Ilmu Politik dan Ilmu Hubungan Internasional Konsentrasi Kajian Demokrasi dan Civil Society Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin)
3. Mohammad Arif (Sekretaris Pusat Kajian Advokasi dan Bantuan Hukum Universitas Muslim Indonesia)
4. Muh Iqbal Latief (Kepala Pusat Penelitian Opini Publik LPPM Universitas Hasanuddin)
5. Husaimah Husain (Aktivis Perempuan dan Anak)
6. Firdaus Muhammad (Guru Besar Ilmu Komunikasi dan Politik Islam UIN Alauddin Makassar)
7. Muhlis Madani (Guru Besar Universitas Muhammadiyah)

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More