Belanda sempat memberinya kesempatan agar tidak ditembak mati dengan cara bisa diajak bekerja sama. Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah.
Monginsidi memilih mati daripada berkhianat terhadap tanah air.
Di sel tahanan, Monginsidi memilih mendekatkan diri dengan Tuhan. Ia membaca alkitab setiap hari.
Dalam Alkitab yang digenggam saat menghadapi eksekusi regu tembak, terselip secarik kertas bertulis "Setia Hingga Akhir di Dalam Keyakinan".
Tengah malam pada 5 September 1949 lalu, Monginsidi dieksekusi mati oleh tim penembak
Di sel tahanan, Monginsidi memilih mendekatkan diri dengan Tuhan. Ia membaca alkitab setiap hari.
Tengah malam pada 5 September 1949 lalu, Monginsidi dieksekusi mati oleh tim penembak Belanda. Delapan peluru menembus raganya.
Monginsidi gugur di usianya yang baru 24 tahun. Semua demi mempertahankan Tanah Air Indonesia.
Untuk menghargai jasanya, Robert Wolter Monginsidi dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada 6 November 1973. Jasadnya kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Panaikang pada tahun 1990.
Baca Juga: Pahlawan Nasional Opu Daeng Risadju Akan Diabadikan Sebagai Nama Jalan di Kota Makassar
SuaraSulsel.id sempat mengunjungi makamnya pada Rabu, 7 Agustus 2024. Kondisinya terawat dan bersih, dibanding makam para pahlawan lainnya.
Letaknya sejajar dengan makam kekasihnya, Emmy Saelan yang lebih dulu wafat. Hanya dibatasi oleh ruas jalan selebar satu meter.
"Karena mereka beda agama, makamnya tidak bisa disatukan," kata Rahman, penjaga makam.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Terbaru Agustus 2025, Spek Gahar Cuma Rp 2 Jutaan!
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi