SuaraSulsel.id - Sulawesi Selatan berhasil meraih dua rekor MURI tari padduppa pada Festival Sulsel Menari yang dilaksanakan di Lego-lego, Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Rabu, 12 Juni 2024.
Pada festival ini, ada 24.913 pelajar SMA/SMK yang menari di 24 kabupaten kota. Mereka serentak memeragakan tarian Paduppa menggunakan Baju Bodo.
Rekor MURI yang pertama dicatatkan dengan kategori penari pelajar terbanyak. Kedua, adalah kategori penggunaan Baju Bodo terbanyak.
Ternyata Tari Paduppa' yang berhasil meraih penghargaan itu punya filosofi dan makna yang indah.
Baca Juga: Perpustakaan Unik di Makassar: Wisata Budaya, Kafe, dan Buku dalam Satu Tempat
Padduppa berasal dari bahasa Bugis yaitu kata Duppa yang berarti jemput. Sementara, ditambahkan awalan Pa, yang berarti pelaku atau orangnya.
Sehingga, kata Padduppa berarti orang yang menjemput.
Tarian ini diciptakan pertama kali oleh Andi Nurhani Sapada pada tahun 1965.
Awalnya, Paduppa dikenal dengan nama Marellau Pammase Dewata atau memohon doa restu.
Judul Marellau Pammase Dewata mengingatkan pada keyakinan masyarakat Bugis tentang keberadaan Tuhan.
Baca Juga: Sulsel Menari Target Raih Dua Rekor MURI
Diketahui, kepercayaan orang Bugis pra Islam terdapat pada epik I La Galigo tentang keyakinan akan Tuhan yang tunggal yang diistilahkan dengan bermacam-macam sebutan.
Misalnya Dewata Seuwae atau dewa yang tunggal, Patotoe atau Dia yang menentukan nasib dan Turi Ara'na atau kehendak yang tinggi.
Keberadaan tarian ini sangat populer di masyarakat khususnya pada masyarakat Bugis, di Sulawesi Selatan. Hampir di setiap acara yang melibatkan penjemputan tamu, tari Padduppa menjadi bagian dari kegiatan atau acara.
Sesuai dengan namanya Paddupa yaitu penjemput yang bertugas menunggu tamu yang datang sambil mengantarkan atau mempersilahkan masuk ke dalam rumah atau tempat acara.
Tari Paddupa sebagai wujud penghormatan suku Bugis Makassar yang selalu dijaga, dipelihara sebagai salah satu adat istiadat kesopanan.
Tarian ini dibawakan oleh perempuan atau gadis yang berjumlah ganjil lima atau tujuh orang. Gerakan tarian ini sangat sederhana, namun merupakan penghormatan.
Alat pelengkapnya adalah Bosara' yang dipergunakan dengan mengisi beras yang sudah disangrai atau beberapa bunga dan rempah-rempah. Kemudian, baju bodo yang dipadukan dengan sarung sutra bermotif curak lebba atau curak renni (motif besar atau motif kecil).
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Review dan Harga Skincare NAMA Milik Luna Maya: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- Nasib Pemain Keturunan Indonesia Cucu Sultan Kini Berstatus Pengangguran
- 5 Mobil Murah Mulai 10 Jutaan: Tampilan Mewah, Cocok untuk Keluarga
- Rahasia Kulit Sehat Dr Tompi: 3 Langkah Skincare yang Bisa Kamu Ikuti di Rumah
- 3 Motor Cruiser Murah Bertampang Ala Harley-Davidson: Gunakan Mesin V-Twin, Harga Setara Honda PCX
Pilihan
-
BYD Kembali Pangkas Harga, Bos GWM Geram: Bagaimana Kualitas Mobil Bisa Terjamin?
-
Nasib Miris Rafael Struick: Andalan Timnas Indonesia, Malah Dibuang Brisbane Roar
-
BREAKING NEWS! Persija Jakarta Tunjuk Eks MU Sebagai Pelatih
-
5 Rekomendasi Serum Vitamin C Terbaik: Cerahkan Kulit, Tameng Radikal Bebas
-
Karyawan PT Timah Bobol SDN 3 Mentok, Program AKHLAK Erick Thohir Dipertanyakan
Terkini
-
Menyambut Idul Adha 1446 H: Hilal Sudah Terlihat di Langit Aceh?
-
Sejarah Koperasi di Dunia: Dari Revolusi Industri Hingga Era Digital
-
Waspadai TBC pada Anak: Gejala, Ancaman, dan Pentingnya Deteksi Dini
-
Petani Sulawesi Banjir Rezeki! Harga Kopra Hitam Meroket
-
9 Cara Hemat Listrik di Rumah, Bisa Langsung Kamu Coba!