Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 02 Mei 2024 | 11:15 WIB
Potret Cani Hasim, dokter yang hanya didampingi ibu kosnya saat wisuda. [Istimewa]

SuaraSulsel.id - Cani Hasim sukses meraih gelar dokter di Universitas UIN Alauddin Makassar, baru-baru ini. Kisahnya dibagikan di media sosial hingga jadi sorotan publik.

Pasalnya, Cani mengikuti prosesi wisuda tanpa dihadiri keluarga tersayang. Ia hanya didampingi oleh ibu kosnya.

"Dua kali saya wisuda, dari S1 sampai profesi hanya ditemani bu kos. Saya terima kasih karena saya bukan keluarganya tapi sudah diperlakukan seperti anak," ucapnya.

Ia mengatakan ibunya tidak bisa datang karena tinggal jauh di Maluku. Namun ia bersyukur masih punya ibu kos yang sudah menganggapnya seperti keluarga.

Baca Juga: Ustad Das'ad Latif Masuk Bursa Calon Wali Kota Makassar Partai NasDem

Cani kemudian menceritakan ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun berjuang menempuh pendidikan hingga menyandang gelar dokter. Dia berharap semua orang yang punya mimpi bisa terus berjuang pantang menyerah untuk meraih cita-citanya.

Cani mengatakan keluarganya hanyalah petani. Ibunya buruh tani cengkeh di kebun orang, sementara ayahnya sudah meninggal saat ia masih duduk di bangku kelas II SD.

"Orang tua saya keduanya petani serabutan. Ayah saya meninggal saat urus surat melakukan operasi gondok beracun," ujarnya.

Sepeninggal ayahnya, kehidupan mereka semakin berat. Apalagi status janda ibunya membuat mereka terasingkan di kampung sendiri.

Sebagai kakak tertua, Cani harus berusaha untuk membantu ibunya. Ia terpaksa beternak dua ekor sapi yang ditinggalkan ayahnya untuk membantu perekonomian keluarganya.

Baca Juga: KPK: Penertiban Prasarana, Sarana, dan Utilitas Pemerintah Dimulai Dari Kota Makassar

"Kami di Maluku ada namanya musim cengkeh, jadi Mamaku sering keluar ke pulau untuk petik (cengkeh). Dan saat mama ke luar pulau, saya yang jaga adikku tiga orang. Kita juga punya ternak sapi satu dua ekor, jadi saya yang gembala," ucapnya.

"Saat subuh saya harus gembala sapi dulu dan menyiapkan makanan untuk adik-adik sebelum ke sekolah. Kondisi itu membuat saya berpikir, saya tidak bisa hidup terus seperti ini. Saya harus lanjut sekolah," ucapnya.

Uang hasil ternak itu digunakan Cani untuk melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah. Ia sempat berpikiran untuk berhenti sekolah dan bekerja saja karena terhimpit masalah keuangan.

Namun berkat dukungan pihak sekolah, ia bisa menyelesaikan pendidikannya dan ditawari beasiswa untuk lanjut ke perguruan tinggi.

Ia pun mengaku sangat bersyukur. Dengan begitu, jalan untuk meraih harapannya sebagai seorang dokter semakin terbuka lebar. Ditambah, selama kuliah dirinya mendapat beasiswa Bidikmisi sehingga tidak merepotkan keluarga.

"Dulu saya tidak berpikir untuk kuliah kedokteran. Sampai akhirnya ditawari beasiswa dari sekolah, jadi saya bilang saya mau coba-coba saja dulu. Saya beranikan diri daftar sampai saya datang ke Makassar dan alhamdulillah diterima di UIN," sebutnya.

Hingga akhirnya kini menjadi seorang dokter, Cani kemudian membagikan kisahnya kepada orang lain. Ia ingin berbagi kebaikan dan memberikan semangat kepada orang lain agar tidak pernah menyerah untuk menggapai cita-cita.

"Jadi buat kalian, mau orang tua kalian tidak punya dan hanya seorang petani kalau kalian punya mimpi tinggi, kalian bisa selagi berusaha," ungkapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More