Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 17 April 2024 | 16:26 WIB
Kondisi tempat kejadian perkara kasus pembunuhan di Jalan Kandea 2, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 17 April 2024 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Nur mengaku tidak pernah menanyakan keberadaan korban selama ini karena pelaku jarang terlihat di rumah. Sementara anak korban selalu diam.

"Tidak tahu kemana kalau siang. Jarang terlihat jadi kita tidak pernah tanya-tanya," ucapnya.

Warga sekitar baru mengetahui Jumiati ternyata sudah meninggal dunia saat polisi mendatangi rumah tersebut pada Sabtu, 13 April 2024, malam hari.

"Awalnya dikira mau ambil (grebek) pelaku narkoba. Tapi polisi bilang ada mayat di dalam. Jadi kita sama sekali tidak tahu," kata Nur.

Baca Juga: Penyelidikan Kasus Dana Hibah KONI Makassar Mengarah ke Tersangka ?

Sebelumnya, warga kota Makassar digegerkan dengan penemuan jenazah wanita yang ditimbun dan dicor di sebuah rumah di Jalan Kandea II. Korban diketahui dibunuh dengan keji oleh suaminya sendiri, Hengki.

Saat diinterogasi polisi, Hengki mengaku motif pembunuhan itu terjadi karena cemburu. Ia menduga istrinya, Jumiati sempat bertemu dengan mantan pacarnya.

"Gara-gara saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di lorong 1. Saya tanyakan dia tidak mau mengaku," ucapnya.

Karena emosi, keduanya terlibat cekcok. Pelaku lalu memukul Jumiati di bagian kepala, dada dan perut berulang kali hingga meninggal dunia.

Mengetahui istrinya meninggal seketika, ia lalu menimbun dan mengecor mayat istrinya di belakang rumah untuk menghilangkan jejak.

Baca Juga: Fakta Baru Suami Bunuh Istri dan Jenazah Dicor Dalam Rumah di Kota Makassar

"Jenazahnya saya taruh di belakang rumah. Saya timbun pakai pasir di atasnya, lalu cor. Saya tidak gali, memang kubangannya sudah ada di situ, tanah kosong di belakang," ucapnya.

Untuk mengelabui keluarga dan tetangga, Hengki mengaku istrinya kabur dengan pria lain. Ia juga kerap memposting berita kehilangan soal istrinya di media sosial.

Namun fakta ini baru terungkap setelah anak korban, KS, melapor ke Polrestabes Makassar pada Sabtu, 13 April 2024. Ia mengaku kerap jadi korban penganiayaan ayahnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More