Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 11 Maret 2024 | 16:54 WIB
Tim Dirgantara TNI AU Kendari melakukan uji coba paralayang di Desa Sani-Sani Kolaka [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Desa Sani-sani, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini tengah fokus mengembangkan potensi wilayahnya menjadi wahana olahraga paralayang.

Kepala Desa Sani-sani A. Mujur, mengatakan bahwa saat ini TNI AU beserta masyarakat setempat tengah menyiapkan sarana dan prasarana paralayang agar desa wisata yang terkenal akan pemandangan alamnya ini dapat segera beroperasi.

"Kami telah menyiapkan landasan peluncuran dan tempat pendaratan beserta sarana transportasi menuju ke lokasi, dan saat ini tim survei dari TNI AU telah meninjau dan uji coba," kata Mujur, Senin 11 Maret 2024.

Tim survei TNI AU Haluoleo didatangkan oleh pihak desa untuk menguji kelayakan area paralayang yang berada di Puncak Indah Kapu pada Sabtu.

Baca Juga: 5 Pekerja Migran Indonesia Dipulangkan ke Sulawesi Tenggara

"Setalah mereka meninjau dan uji coba terbang, menurut mereka lokasi yang kami sediakan dikategorikan sangat layak," katanya.

Desa Sani-sani merupakan salah satu desa wisata di Sultra yang masuk 75 besar desa wisata terbaik nasional melalui ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Dengan pengembangan wahana di Desa Wisata Sani-sani diharapkan dapat menggerakan ekonomi masyarakat sekitar.

Sementara itu, ketua tim survei dari TNI AU, Kapten Jumlan mengatakan bahwa lokasi yang dipilih sangat layak dan berpotensi untuk dijadikan tempat paralayang.

"Keunggulan lokasi ini berada lebih dari 400 meter di atas permukaan laut, dengan kecepatan angin 0-11 Km/jam, itu sudah menjadi standar menerbangkan parasut," kata Jumlan.

Untuk jarak terbang dari puncak tempat landasan luncur sekitar 2.000 meter ke tempat pendaratan dengan rata-rata terbang di udara sekitar tujuh menit.

Baca Juga: Pj Gubernur Sulawesi Tenggara: Netralitas ASN Berlaku Hingga Luar Jam Kerja

"Sebenarnya untuk rata-rata terbang di udara bisa mencapai sekitar 12 hingga 20 menit akan tetapi pada waktu ujicoba penerbangan kecepatan ada diposisi nol," katanya.

Jumlan berharap dengan hadirnya wisata paralayang ini, olahraga dirgantara menjadi populer di masyarakat Sultra dan menjadi daya tarik wisatawan nasional agar berkunjung ke Kolaka.

"Ini menarik, karena tempat ini menyajikan keindahan alamnya, semoga tempat ini menjadi destinasi andalan di Kolaka dan minat olahraga paralayang berkembang," harapnya. (Antara)

Load More