SuaraSulsel.id - Proyek pembangunan dua Sabo Dam Kementerian PUPR di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan telah rampung sesuai dengan target yang ditentukan.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani telah meninjau langsung kondisi dan pemanfaatan dari dua bangunan yang berfungsi sebagai pengendali sedimen tersebut.
"Sungai Radda ini, sebelumnya badan sungainya itu kecil sekali. Makanya saat banjir bandang 13 Juli 2020, air sungai itu meluap hingga ke pemukiman warga yang berada di bantaran Sungai Radda. Karena badan sungainya yang kecil dan tidak mampu memuat seluruh material besar dan berat kemudian terseret oleh tekanan aliran air," ujarnya, Minggu 19 Februari 2024.
Bupati Perempuan di Sulsel itu menjelaskan bahwa sabo dam ini dibangun sebagai upaya untuk mengendalikan sedimen atau endapan bawaan sekaligus mengendalikan laju aliran air sehingga bagian hilir tidak banyak terdampak oleh potensi bencana serupa di kemudian hari.
Indah pun mengaku jika pihaknya sudah menandatangani persetujuan persiapan untuk pembangunan sabo dam lanjutan yang direncanakan akan dibangun pada 2025.
"Jadi perencanaannya tahun ini, dan diharapkan tahun depan sudah terbangun lagi sabo dam lain di atas sabo dam ini. Karena mengingat hasil kajian tiga sungai di Luwu Utara ini, memang dibutuhkan kurang lebih 10 sabo dam," ungkapnya.
Bupati Luwu Utara dua periode itu pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut andil atas terbangunnya sabo dam tersebut.
"Terima kasih kepada Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sumber Daya Air. Juga teman-teman di Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Sulawesi Selatan yang menangani sabo dam ini. Juga Terima kasih kepada Muhammad Fauzi Anggota DPR RI komisi V yang berjuang di pusat," terangnya.
Selain sebagai pengendali sedimen, sabo dam Sungai Radda juga dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat pemandian. Melihat adanya potensi wisata, sejumlah warga kemudian berinisiatif untuk berdagang di area sabo dam itu.
Baca Juga: 1.540 Surat Suara Pilpres Ditemukan Rusak di Luwu Utara
"Benar, kita lihat ada potensi wisata di sini, kami pun tidak pernah melarang adanya kegiatan ekonomi. Tetapi lokasi yang digunakan untuk berdagang ini merupakan area berbahaya karena berada tepat di pinggir bangunan. Area ini beresiko menjadi titik paling pertama yang tersapu aliran air ketika tekanan air sedang tinggi, belum resiko terhadap bencana alam lainnya," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Untuk Apa Kementan Kucurkan Rp281 Miliar untuk Sulawesi Selatan?
-
Kepala Rutan Kolaka Dinonaktifkan Buntut Napi Peras Wanita
-
Efek Rumah Kaca Hingga Navicula Satu Panggung, Ini Agenda Rock In Celebes 2025
-
Buruh Demo di Balai Kota Makassar, Ini Tuntutannya!
-
Mahasiswa Sinjai Dihukum Bersihkan Masjid dan Azan 3 Pekan