SuaraSulsel.id - Forum Rektor Indonesia (FRI) mengeluarkan pernyataan sikap usai sejumlah perguruan tinggi membuat petisi kritik terhadap Presiden RI, Joko Widodo belakangan ini.
Ketua FRI Nurhasan mengatakan ada enam poin yang disepakati bersama 4.000 rektor dari seluruh Indonesia yang terdiri dari kampus perguruan tinggi negeri dan swasta. Semuanya sepakat untuk mendukung pemilu yang aman dan damai.
Enam poin pernyataan sikap dalam deklarasi yang digelar Forum Rektor Indonesia itu yakni:
Pertama, mengajak segenap komponen bangsa untuk menyukseskan Pemilu 2024 yang aman dan damai. Kedua, menolak segala bentuk upaya provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang mencederai pesta demokrasi.
"Ketiga, bersama-sama menangkal berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024," kata Nurhasan saat membacakan deklarasi pemilu aman dan damai di Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu, 3 Februari 2024, malam.
Keempat, warga negara yang mempunyai hak pilih, agar menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani dan tidak golput. Kita harus menghargai perbedaan pilihan setiap orang.
"Terakhir, kampus bukan tempat memecah belah. Sebaliknya kampus menjaga kondusifitas dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa demi terciptanya Pemilu yang jujur, adil, aman, dan damai," tegasnya.
Sementara, Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Jamaluddin Jompa mengatakan FRI perlu mendukung pemilu agar berjalan aman dan damai. Olehnya, mereka menggagas deklarasi menjelang pemilihan yang akan berlangsung 10 hari lagi.
"Ini adalah bagian dari sikap Forum Rektor Indonesia untuk menghadapi Pemilu. Kita berharap Pemilu berjalan lancar dan baik dengan penuh kegembiraan," kata Jamaluddin.
Baca Juga: Rektor Unhas Tegaskan Pernyataan Sikap Guru Besar Tidak Mewakili Institusi
Jamaluddin juga sudah mengeluarkan maklumat pasca sejumlah guru besar dan dosen Unhas turut menyuarakan kritik terhadap presiden RI pada Jumat, 2 Februari, pekan lalu.
Dalam maklumatnya itu Jamaluddin menegaskan bahwa pernyataan sikap para guru besar Unhas itu tidak mewakili institusi. Sebagai rektor, Jamaluddin mengaku perlu secara tegas mengingatkan kepada semua sivitas akademika agar menjaga situasi kondusif di tengah kontestasi politik yang semakin panas dan mengkhawatirkan. Terutama soal debat dan pertentangan mengenai pilihan calon presiden.
Semakin Meluas
Protes para civitas academica terhadap kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo semakin meluas. Mereka menilai Presiden sudah menyalahgunakan kewenangannya untuk Pemilu 2024.
Awalnya petisi kritik ini dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada. Lalu diikuti oleh perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Padjajaran, Universitas Mulawarman, dan UIN Jakarta.
Salah satu guru besar Unhas yang ikut dalam gerakan "Unhas Bergerak untuk Demokrasi", Prof Amran Razak mengaku prihatin melihat kondisi bangsa ini. Menurutnya, sebagai akademisi, mereka berhak untuk menjaga demokrasi sampai akhir hayat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada
-
Ditolak Banyak RS, Muh Ikram Langsung Ditangani RSUD Daya: Kisah Anak Yatim Viral di Makassar