SuaraSulsel.id - Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengaku kerap ditanya soal posisinya apakah akan melanjutkan program di era pemerintahan Jokowi ataukah justru melakukan perubahan seperti visi yang diusung salah satu paslon jika menang di ajang Pilpres 2024.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud saat berada di Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu, 13 Januari 2024. Mahfud hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan kampus Unhas bertema "Beda Gagasan dan Visi Calon Pemimpin Bangsa".
Mahfud mengatakan kerap ditanya soal hal tersebut belakangan ini. Namun, ia mengaku tidak ingin mempertentangkan masalah itu.
"Tapi menurut saya, tidak ada pertentangan. Perlu juga ada perubahan, karena tidak bisa melanjutkan begitu saja. Mengubah itu tidak bisa begitu, mengubah harus ada yang dilanjutkan," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Mahfud, akan memelihara program yang lama jika dianggap baik. Begitupun demikian, akan membangun yang baru jika ada yang lebih baik.
"Kan orang bertanya, nih apa sih posisinya melanjutkan atau mengubah? sama sekali tidak mungkin hanya melanjutkan atau merubah. Memang harus jalan tengah kalau di dalam kaidah," ucapnya.
Salah satu yang perlu diubah adalah penanganan hukum yang masih compang camping dan tidak jelas. Mahfud menerangkan ia punya visi menjadikan hukum sebagai panglima untuk kesejahteraan.
"Inti tidak bisa disembunyikan. Pelaksanaan hukum dan pembuatannya compang-camping," jelasnya.
Sebagai contoh soal izin usaha. Belum digarap malah sudah diterbitkan ke orang lain. Menurutnya, mengurus izin saja sudah ada peluang dikorupsi.
Baca Juga: Anies Diancam Dibunuh, Mahfud MD: Kadangkala Pelakunya Bukan Musuh, Tapi Teman Sendiri
"Maka indeks persepsi korupsinya itu paling (rendah). Sekarang turun lagi. Akibatnya apa? angka kemiskinan kita masih 9,7 persen," ucapnya.
Olehnya, kata Mahfud, jika ia dan Ganjar Pranowo terpilih maka koruptor harus ditindak tegas. Kemudian perlu ada perbaikan di tatanan birokrasi.
"Birokrasi kita itu kadang conflict of interest. DPR juga sama, menjadi semacam penghubung untuk mendapat proyek. Disampaikan ke Menteri ini, harus begini, di situ banyak korupsi," tegasnya.
Olehnya, ia menegaskan penegakan hukum harus ditegakkan seadil-adilnya tanpa pandang bulu. Sebab rakyat yang dirugikan.
Ia mencontohkan banyak mafia tambang yang dibackup oleh aparat. Dan yang merasakan dampaknya adalah rakyat kecil.
Berita Terkait
-
Selfie dengan Paus Fransiskus, Puan Maharani Sukses Bikin Iri: Presiden Aja Belum Tentu Bisa
-
Jadwal Lengkap Agenda Kampanye Capres dan Cawapres Hari ke-18, Anies Akan Hadiri Refleksi Menyambut Natal dan Tahun Baru
-
PDIP Sebut Ganjar-Mahfud sebagai Penerus Ideologis Jokowi
-
2 Oknum ASN Diduga Terlibat Kasus Korupsi Dana Bedah Rumah di Ketapang Kalbar
-
Kasus Korupsi Arwana di Kapuas Hulu Dilimpahkan ke Pengadilan Pontianak: Tinggal Tunggu Jadwal Sidang
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Gubernur Sulsel Evaluasi Program Stop Stunting di Takalar dan Jeneponto
-
Sekda Sulsel Dorong Integrasi Hasil Riset KONEKSI Terkait Ketahanan Iklim
-
CEK FAKTA: Benarkah Rusdi Masse Mundur dari NasDem dan Bergabung PSI?
-
Warga Tolak PLTSA, Wali Kota Makassar: Saya Tidak Ingin Warga Dirugikan
-
Hadiah Beasiswa dan Liburan ke Bali untuk Paskibraka Makassar