SuaraSulsel.id - Ketua Umum Palang Merah Indonesia atau PMI Jusuf Kalla menghadiri Groundbreaking Fasilitas Plasma Fraksionasi pertama di Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Selasa, 5 Desember 2023.
Dalam kesempatan tersebut, JK menegaskan, kehadiran pabrik Plasma ini merupakan upaya dan kerja keras dari PMI selama kurang lebih lima belas tahun.
"Jadi ini upaya yang diinisiasi oleh PMI selama 15 tahun. Banyak hal yang telah dilewati termasuk melewati 4 menteri. Tapi akhirnya baru tercapai tahun ini," kata JK, yang juga Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 tersebut.
Dalam kesempatan tersebut ia memaparkan, bahwa selama 15 tahun ini, PMI telah melakukan hal mubazzir terkait plasma darah.
Baca Juga: Mahasiswa dan Dosen Unhas Diasingkan ke Moncongloe Karena Dituduh Anggota PKI
Pasalnya. PMI di seluruh daerah di Indonesia telah bekerja keras mengumpulkan lebih dari lima juta kantung darah setiap tahunnya. Namun plasma darah terbuang sia-sia.
"Kita setengah mati mengumpulkan lima juta kantong darah setiap tahun dan 20 persen di antaranya adalah plasma yang terbuang sia-sia karena pengolahan tidak ada," ujar JK lagi.
JK menambahkan, dengan keberadaan pabrik plasma darah di Indonesia maka kebutuhan tentang plasma sudah tidak akan diimpor dari negara lain. Bahkan ke depan, Indonesia justru akan menjadi negara pengekspor plasma darah.
Selain faktor bisnis, lanjut JK, hal lain yang menjadi prioritas adalah persoalan kemanusiaan. Makanya PMI meminta kepada Biofarma agar menerapkan harga yang tidak terlalu mahal.
"Ini untuk kemanusiaan. Saya minta sama dengan harga di Thailand," katanya lagi.
Baca Juga: Waspada Uang Palsu Jelang Natal dan Tahun Baru, Bank Indonesia: Cek Setiap Transaksi
Lebih jauh JK mengingatkan kerja keras PMI di seluruh Indonesia dalam mengumpulkan para pendonor dalam setiap tahunnya. Bagi JK, persoalan tersebut adalah hal yang sulit dibanding pembuatan pabrik.
Saat ini PMI memiliki 225 UDD di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru 18 UDD yang mendapat sertifikasi. PMI menargetkan, sebanyak 50 UDD harus bisa tersertifikasi untuk dapat menghasilkan 400 ribu liter plasma per tahun.
Berita Terkait
-
Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
-
Timnas Indonesia Dibantai Jepang, Pelatih Persib: Saya Benar Kan? Realistis, Indonesia Gak Bisa Menang...
-
Budi Arie Kuliah S3 di UI, Celetukan Visioner Fufufafa Diungkit Lagi
-
Debut Manis Kevin Diks di Timnas Indonesia, Nyaris Cetak Assist tapi Cedera
-
Next Abang Depok? 3 Pemain Keturunan Mungkin Salaman dengan Erick Thohir Setelah Ole Romeny
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
-
Iuran Rp 20 Ribu untuk Listrik di SMA Negeri 1 Bontang, Disdik Kaltim Angkat Bicara
Terkini
-
Siswa Tuna Rungu di Makassar Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru
-
KPK Kejar Aliran Uang Korupsi Kereta Api Sulsel
-
Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun