Muhammad Yunus
Minggu, 29 Oktober 2023 | 12:05 WIB
Anak-anak penganut Towani Tolotang di kabupaten Sidrap menggelar atraksi Massempe atau adu kekuatan kaki sebagai hiburan setelah melakukan ritual Mappiare Inanre [Istimewa]

Pada saat ritual, mereka duduk bersila di atas tikar dengan penuh hikmat dan keheningan. Mereka memusatkan raga dan pikiran kepada sang pencipta atau Dewata SeuwaE.

4. Percaya Tubuh Manusia Terdiri Dari Tanah, Air, Api dan Angin

Penganut Tolotang juga percaya bahwa tubuh manusia (watangkale) terjadi dari empat unsur utama. Yakni tanah, air, api, dan angin.

Dalam ritual adat, keempat unsur tersebut disimbolkan dengan jenis makanan yang disebut Sokko Patanrupa atau nasi ketan empat macam.

Nasi ketan putih menjadi simbol air air, nasi ketan merah menjadi simbol api, nasi ketan kuning menjadi simbol angin, dan nasi ketan hitam menjadi simbol tanah. Sokko Patanrupa selalu menjadi bagian utama dalam sesajen upacara Mappanre atau Mappano Bulu.

Tolotang juga meyakini, selain tubuh jasmani yang tampak, manusia memiliki tubuh yang tidak tampak (tubuhalusu) yaitu jiwa atau roh.

Perpaduan tubuhkasara dan tubuhalusu itulah yang disebut tau (manusia) yang dapat berkomunikasi dengan sesama manusia, dengan makhluk lain, dan juga dengan sang pencipta atau mereka sebut Dewata SuwaE.

5. Jadi Korban Pembantaian

Masyarakat yang masih menganut agama Tolotang juga pernah mengalami nasib yang tragis. Mereka dikejar dan jadi korban pembantaian oleh para pemberontak Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kahar Muzakkar.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Setiap Jam Satu Orang di Sulawesi Selatan Alami Kebutaan

Para pemberontak memaksa pendahulu Tolotang untuk keluar dari keyakinan mereka. Tidak sedikit para penganut Tolotang yang mati dibunuh.

Sebagian besar dari mereka yang berhasil menyelamatkan diri akhirnya memilih memeluk agama Islam agar tidak jadi korban.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More