SuaraSulsel.id - Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Prof Budu mengatakan satu orang di Sulawesi Selatan mengalami kebutaan setiap jam. Baik itu karena katarak akibat faktor usia, glaukoma ataupun penyakit retina.
"Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah dengan kantong kebutaan tertinggi di Indonesia. Yang pertama ada Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Selatan," ujarnya di hadapan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini di Makassar, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Ia mengatakan jumlah penduduk di Sulawesi Selatan yang mengalami kebutaan mencapai 47.315 atau sekitar 2,6 persen dari total penduduk di wilayah ini. Tahun ini saja tercatat ada 9.463 orang yang buta. Sehingga jika dibagi, hampir setiap jam ada satu atau dua orang di Sulawesi Selatan yang mengalami kebutaan.
Sementara, secara nasional prevalensi kebutaan mencapai 1,6 juta orang. Atau ada 333.600 orang yang buta tiap tahun.
"Dan kebutaan ini tidak hanya dialami lansia, tapi juga balita. Biasanya karena anak-anak kan sering dipakaikan kacamata, itu bisa memicu munculnya (buta dini)," bebernya.
Guru Besar Universitas Hasanuddin Makassar itu menambahkan Indonesia adalah negara dengan tingkat buta tertinggi di dunia setelah Afrika. Jika tidak dicegah, bisa mempengaruhi perekonomian nasional.
Dari hasil analisis Perdami pusat, kebutaan bisa merugikan negara hingga Rp80 triliun. Olehnya, Perdami pusat pada World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia 2023 yang berpusat di Makassar, mendorong semua stakeholder agar bisa melakukan pencegahan kebutaan. Salah satunya dengan operasi.
"Jika kita bisa mengamankan 25 persen kebutaan di Indonesia, maka kita bisa mengamankan ekonomi kita Rp55 triliun. Karena penglihatan yang baik akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan," jelasnya.
Sementara, Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengaku salah satu faktor penyebab kebutaan karena kemiskinan. Banyak masyarakat yang enggan berobat ketika merasa penglihatannya sudah mengalami gangguan.
Baca Juga: Satu Orang Pendaftar Calon Anggota KPID Sulawesi Selatan Tidak Lolos Seleksi Administrasi
"Karena mendengar operasi saja mereka sudah takut. Mereka takut karena mahal, padahal operasi mata sudah bisa pakai BPJS," kata Risma.
Lebih lanjut mantan Wali kota Surabaya itu mengatakan Kementerian Sosial sudah melakukan operasi katarak gratis untuk 5.775 masyarakat miskin yang mengalami buta. Untuk kedepannya, pihaknya sedang mengembangkan alat untuk orang buta seperti tongkat.
"Saya membuat alat dan melatih untuk yang masih muda untuk bisa produktif. Kita ingin kembangkan teknologi dari tulisan ke suara untuk membantu mereka. Selain kita bantu komputer yang bisa seperti itu, juga ada tongkat," kata Risma.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!