Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 10 Januari 2023 | 16:26 WIB
Kapolrestabes Makassar Kombespol Budhi Haryanto saat memberikan keterangan kepada awak media soal anak yang diculik dan dibunuh, Selasa 10 Januari 2023 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Polisi berhasil mengungkap hilangnya Muhammad Fadli Sadewa (11 tahun). Siswa kelas V SD di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Fadli Sadewa dibunuh oleh dua orang remaja, AD (17) dan MF (14). Pelaku membuang mayatnya di bawah jembatan menuju Kolam Regulasi Nipa-nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros.

Kapolrestabes Makassar Kombespol Budhi Haryanto mengatakan kasus ini berawal dari laporan orang tua korban. Fadli dinyatakan hilang sejak hari Minggu, 8 Januari 2023.

Polisi lalu melakukan penyelidikan dan menemukan anak tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia. Saat dilakukan pengembangan, bocah tersebut diketahui dibunuh.

Baca Juga: Anak Diculik dan Dibunuh di Makassar Diduga Terkait Penjualan Organ Tubuh

Kata Budhi, tersangka AD terinspirasi dari konten negatif di intenet. Idenya muncul untuk menjual organ manusia karena ingin menjadi kaya.

"Pergaulan tersangka ini diwarnai dengan hal negatif. Contohnya, tersangka mengkonsumsi konten negatif di internet tentang jual beli organ tubuh," kata Budhi kepada awak media di kantor Polrestabes Makassar, Selasa, 10 Januari 2023.

"Dari situ tersangka terpengaruh. Ingin menjadi kaya dan punya harta sehingga muncul niatnya melakukan pembunuhan. Rencananya organ dari anak yang dibunuh ini akan dia jual," lanjutnya.

Budhi menegaskan tersangka tidak terikat jaringan sindikat penjual organ. Ia hanya mempelajari di internet cara untuk mendapatkan uang.

Budhi mengaku kondisi perekonomian tersangka memang cukup sulit. Di satu sisi, AD ingin membuktikan kepada keluarganya bahwa ia bisa menghasilkan uang.

Baca Juga: Ini Rekaman CCTV Detik-detik Anak 12 Tahun Jadi Korban Penculikan di Kota Makassar

"Tidak punya jaringan (sindikat penjual organ). Cuma karena motif ekonomi, yang bersangkutan ingin menunjukkan ke orang tuanya bahwa bisa mencari uang, makanya dilakukanlah perbuatan tersebut," tegasnya.

Pelaku Sempat Bingung

Budhi mengaku setelah membunuh korban, pelaku kebingungan. Bagaimana cara untuk mengeluarkan dan menjual organ tubuh korban.

Pelaku bahkan mengaku tidak pernah berinteraksi dengan calon pembeli. Juga bingung siapa yang akan membeli.

"Jadi karena ini pelakunya anak-anak dan keterbatasan pengetahuan, dia ambil sisi enaknya saja. Dia belum pernah ketemu sama yang katanya mau beli dan belum memastikan mana itu pembelinya," jelas Budhi.

"Makanya sempat dia kebingungan ketika korban udah meninggal. Dia bingung mau diapain ini barang," tuturnya.

Karena kebingungan, pelaku akhirnya meminta tolong ke MF untuk dibantu membuang ke bawah jembatan. Kata Budhi, kondisi lokasi saat itu dalam keadaan sepi.

"Karena pelaku kebingungan, akhirnya jenazahnya dibuang. Organ apa saja yang akan dijual? Kita belum mendalami. Yang jelas ini baru pengetahuan yang pendek saja, sehingga langkah pelaku pendek juga. Tubuh korban masih lengkap saat ditemukan," sebutnya.

Fadli ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa, 10 Januari 2023, dini hari. Tubuhnya terbungkus plastik dan kakinya diikat menggunakan tali.

Budhi mengaku akan mendatangkan psikologis untuk memeriksa kejiwaan kedua pelaku. Termasuk menggali keterangan kenapa tega melakukan perbuatan keji tersebut.

"Pelaku kita jerat dengan pasal pembunuhan berencana dan Undang-Undang perlindungan anak UU nomor 23 tahun 2002. Ancaman hukumannya dikurangi setengah," ujar Budhi.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More