SuaraSulsel.id - Organisasi lingkungan hidup Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Daerah Sulawesi Selatan meminta Pemerintah Kabupaten Gowa dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang tidak melakukan penggusuran. Terhadap masyarakat yang bermukim dan mencari hidup di sekitar kawasan Bendungan Bili-Bili.
Sikap dan permintaan ini disampaikan Direktur WALHI Sulawesi Selatan Muhammad Al Amin melalui pernyataan pers. Usai Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menggelar pertemuan dengan BBWS Pompengan Jeneberang.
"Saya berharap penataan DAS Jeneberang tidak mengorbankan warga, tidak menggusur masyarakat yang selama ini mencari hidup dan bermukim di kawasan Bendungan Bili-Bili. Karena pada dasarnya masyarakat tidak pernah berkontribusi negatif terhadap DAS Jeneberang maupun Bendungan Bili-Bili," kata Amin, Kamis 22 September 2022.
Amin menambahkan bahwa keberadaan masyarakat di kawasan Bendungan Bili-Bili telah memberi kontribusi yang positif bagi ekonomi Kabupaten Gowa. Selain itu, masyarakat selalu memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar tempat usaha mereka.
Baca Juga: WALHI Sulsel Desak Pabrik Smelter di Bantaeng Bertanggung Jawab Atas Kematian Kakek Nuru
"Perlu diketahui oleh Bupati Gowa dan Kepala BBWS Pompongan jeneberang, bahwa saat ini terdapat 37 pemilik lesehan yang menggantungkan hidup di sekitan Bendungan Bili-Bili. Bayangkan kalau setiap lesehan mempekerjakan 4 orang, maka ada 120 orang yang hidup dari usaha tersebut," katanya.
Selain itu, terkait masalah lingkungan, lanjut Amin, WALHI Sulawesi Selatan bersama YPL Sulsel saat ini juga sedang menajalankan program pengelolaan sampah terpadu di kawasan Bendungan Bili-Bili. Pemilik lesehan sedang bekerja untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik lalu menjualnya ke pabrik pengolahan sampah plastik.
"Untuk masalah sampah makanan, masyarakat sedang mengembangkan tempat sampah organik. Dimana kedepan tidak akan ada lagi masyarakat yang membuang sampah makanan mereka, karena dimasukan kedalam drum dan diurai oleh magot. Jadi masalah lingkungan bukan alasan untuk memindahkan warga,"
Amin melanjutkan bahwa dirinya bersama masyarakat di sekitar Bendungan Bili-Bili mulai khawatir dengan rencana penataan DAS Jeneberang. Ia mulai menduga salah satu agenda penataan adalah penggusuran masyarakat.
"Oleh karena itu, bila prediksi kami benar, maka kami akan mendampingi masyarakat di sekitar kawasan Bendungan Bili-Bili. Agar tidak digusur dan dipindah paksa oleh pemerintah," ungkap Amin.
Baca Juga: WALHI Sulsel Beberkan Dampak Pertambangan PT Vale di Blok Sorowako Luwu Timur
Untuk diketahui bahwa Bupati Gowa sebelumnya menyatakan mendukung Kepala BBWS Pompengan Jeneberang untuk menata DAS Jeneberang. Salah satunya merelokasi pemilik lesehan yang selama ini menjadi dampingan WALHI Sulsel dalam program pengelolaan sampah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
8 Pilihan Sepatu Gunung Hoka: Cengkeraman Lebih Kuat, Mendaki Aman dan Nyaman
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
Terkini
-
Banjir Sulsel: Saat Peringatan Kalah Cepat dari Air Bah, Teknologi Tertidur Pulas
-
10 Muharram, 2025: Bagaimana Masyarakat Sulawesi Selatan Rayakan dengan Bubur Syura?
-
Misteri Ibu Bunuh Bayi di Makassar, Psikolog Turun Tangan
-
BRIvolution: Strategi Adaptif BRI Hadapi Dinamika Keuangan Global
-
'Tukang Bubur Naik Haji' Berat Tinggalkan Tanah Suci