Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 05 September 2022 | 13:23 WIB
Ilustrasi: Satu alat berat mini eskavator proyek MRT Jakarta Fase 2 dibakar massa selesai bentrok antara demonstran dengan polisi terkait disahkannya UU Cipta Kerja, kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (8/10/2020). ANTARA/HO-MRT Jakarta.

SuaraSulsel.id - Aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM terus bergulir. Berbagai elemen masyarakat, baik mahasiswa maupun organisasi lain menggelar demonstrasi.

Di Kota Makassar, tempat-tempat strategis menjadi titik aksi mulai diwaspadai. Hari ini, Senin 5 September 2022 hingga beberapa hari ke depan.

Sejumlah mahasiswa disebut akan menutup jalan protokol. Seperti jalan AP Pettarani, Jalan Sultan Alauddin, Jalan Urip Sumoharjo, dan jalan Perintis Kemerdekaan.

Setiap ada keputusan menaikkan harga BBM, selalu disambut mahasiswa dengan unjuk rasa. Serangkaian peristiwa yang tak terlupakan pernah terjadi di Kota Makassar.

Baca Juga: Tarif Pete-pete di Makassar Naik 10 Persen, Penumpang Pasar Sentral - Sudiang Bayar Rp9.000

Menjadi sejarah perlawanan mahasiswa di Kota Makassar. Terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil.

Ribuan mahasiswa Unhas memakai jas almamater merah berjalan kaki dari Kampus Unhas Tamalanrea menuju Kantor DPRD Sulsel, Kamis (08/10/2020) / Foto : Istimewa

Pada bulan Maret tahun 2012, ribuan mahasiswa di Kota Makassar turun ke jalan menuntut pemerintah menurunkan harga BBM.

Kala itu ditetapkan harga bensin premium atau gasoline ron 88 Rp6.500 per liter. Sementara minyak solar Rp5.500 per liter.

Aksi terjadi berhari-hari. Aparat dibuat kerja keras menghalau setiap aksi demonstrasi mahasiswa di sejumlah kampus di Kota Makassar. Jalan-jalan protokol ditutup mahasiswa dengan membakar cara ban bekas.

Di depan Kampus Universitas Hasanuddin ratusan mahasiswa berunjuk rasa menahan sejumlah kendaraan dinas pemerintah, mobil tangki pengangkut bahan bakar, dan menjarah ratusan tabung gas elpiji tiga kilogram. Satu unit mobil PT Coca Cola juga dibakar.

Baca Juga: Arthur Irawan: Jatuh 7 Kali, Bangkit 8 Kali

Sebelum membakar mobil Coca Cola, mahasiswa menjarah semua minuman yang diangkut mobil tersebut. Mereka membawanya masuk ke kampus dan menyimpannya untuk diminum ketika bentrok dengan polisi.

Sementara, sebagian gas 3 Kg yang dirampas langsung dibagikan kepada masyarakat.

Di Kampus UNM, saat itu, pasukan Brimob dilempari bom molotov oleh demonstran. Meski kendaraan lapis baja dan water cannon disiagakan di depan kampus, mahasiswa tidak mau membubarkan diri.

Tembakan gas air mata menambah semangat perlawanan mahasiswa. Bahkan sejumlah demonstran mengambil kembali peluru gas air mata yang ditembakkan. Kemudian dilemparkan kembali ke barisan pasukan Brimob.

Di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) dan UIN Alauddin, puluhan mahasiswa memblokade jalan. Menggunakan ban bekas yang dibakar dan menyandera mobil truk Pertamina. Bentrokan pun tak terhindarkan.

Ada sekitar 27 orang mahasiswa yang diamankan oleh polisi karena aksi tersebut. Termasuk diantaranya pembakar mobil Coca Cola.

Polisi Cegah Peristiwa 2012 Terjadi Kembali

Peristiwa yang sama dikhawatirkan kembali terjadi. Karena ribuan mahasiswa disebut akan turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM.

Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando mengatakan pihaknya telah menyiagakan sekitar 1.955 personil gabungan. Untuk melaksanakan pengamanan giat di beberapa lokasi. Salah satunya yang akan diawasi adalah SPBU.

"Ada sekitar sembilan kampus yang akan menggelar unjuk rasa, hari ini. Kami mengawasi sejumlah objek vital seperti SPBU, Kantor DPRD, Kantor Gubernur, Kejati dan Mapolda," kata Lando.

Ia berarap agar setiap elemen masyarakat yang menyampaikan aspirasinya selalu mentaati segala ketentuan yang berlaku. Tidak merugikan kepentingan umum. Sehingga penyampaian aspirasi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

"Dan kepada masyarakat pengguna jalan raya agar selalu waspada terutama terkait dengan kemacetan arus lalu lintas. Selalu monitor perkembangan situasi. Sehingga tidak terjebak kemacetan," jelasnya.

Ia menyampaikan, polisi akan mengalihkan arus lalu lintas dengan menyesuaikan perkembangan situasi di lapangan. Sementara, untuk kendaraan besar diharapkan menghindari titik aksi. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Masyarakat tidak perlu takut, namun tetap waspada dalam setiap aktivitas. Kami harap masyarakat juga tidak percaya dengan isu yang sifatnya hoaks yang akibatnya akan merugikan semua pihak," ungkap Lando.

Pantauan SuaraSulsel.id, hingga Pukul 14.00 Wita, sejumlah ruas jalan utama di Kota Makassar tampak lengang. Tidak seperti biasanya, jumlah kendaraan yang lalu lalang terlihat berkurang.

Ribuan mahasiswa dan organisasi buruh yang dikabarkan akan berunjuk rasa hari ini belum terlihat. Namun petugas keamanan dilengkapi mobil taktis terlihat bersiaga di sejumlah lokasi.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More