Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 19 Juli 2022 | 14:39 WIB
Ilustrasi anak berteriak (pixabay/mandyme27)

SuaraSulsel.id - Video seorang anak kecil meronta kesakitan. Dengan kondisi kaki dan tangan terikat di Puskesmas Tombatu, Minahasa Tenggara.

Mengutip BeritaManado.com -- jaringan Suara.com, Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara dr Helny Ratuliu menjelaskan, hasil observasi pada saat di Puskesmas Tombatu, pasien meronta-ronta di ranjang UGD.

Meski sudah dilakukan terapi dengan pemberian obat. Mamun kondisi pasien tidak membaik.

Selama observasi, kondisi pasien di ranjang UGD selalu gelisah. Sehingga ibu pasien memeluk pasien ke luar ruangan UGD. Namun ketika berada di luar, pasien semakin meronta-ronta.

Baca Juga: Dilarang di Makassar, Ini Perbedaan Sepeda Listrik dan Sepeda Motor Listrik Menurut Peraturan Pemerintah

Ibu pasien yang hanya seorang diri tidak mampu menahan pasien yang terus meronta. Sehingga meminta bantuan petugas.

Atas permintaan ibu pasien, petugas berinisiatif mengambil kain kasa. Kemudian mengikat tangan dan kaki pasien.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Helny, petugas kesehatan melakukan itu untuk kebaikan pasien, keluarga, dan juga petugas yang menanganinya.

“Karena berdasarkan pernyataan dari orang tua korban, dua bulan lalu anaknya digigit anjing. Namun belum diberikan vaksin. Jadi itu semua untuk kebaikan pasien, keluarga, dan juga petugas,” ungkap Helny Ratuliu, saat konferensi pers, Senin (18/7/2022).

Kepala Puskesmas Tombatu, dr Dintje M Kojong membenarkan, awal mula kejadian, pasien bersama orang tuanya datang ke puskemas untuk meminta perawatan.

Baca Juga: Kasus Smart Toilet, Wali Kota Makassar Danny Pomanto: Saya Tidak Urus Itu Barang

Setelah dilakukan perawatan, pasien tak kunjung membaik. Terus meronta-ronta sehingga pihak puskesmas merujuk pasien ke Rumah Sakit Noongan.

Diagnosa rujukan memang menyebut suspek rabies. Namun bukan pihaknya yang memvonis pasien terinfeksi rabies.

“Setelah dirujuk ke RSUD Noongan, diagnosa dokter di sana yang menyebut pasien terinfeksi rabies,” jelasnya.

Sementara terkait video yang beredar yang menunjukkan kondisi pasien yang memprihatinkan bukanlah dari petugas.

“Kami perlu menegaskan bahwa bukan petugas medis kami yang merekam itu, jadi pihak puskesmas tidak pernah menyebarluaskannya,” tegasnya.

Pihaknya pun memastikan telah memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan standar yang ada.

“Berdasarkan informasi juga pasien meninggal di jalan saat akan dirujuk ke rumah sakit. Tapi dari informasi ini, kami tetap akan terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit,” jelas Dintje Kojong.

Load More