Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 04 Juli 2022 | 16:47 WIB
Pekerja sedang menata briket batok kelapa yang akan diekspor ke luar negeri, Senin, 4 Juli 2022 [SuaraSulsel/Lorensia Clara Tambing]

Padahal, ia mempekerjakan sekitar 50 warga sekitar di pabrik. Jika kredit bermasalah, maka gaji pekerja juga tentu terhambat.

"Kendalanya pada saat pandemi, kredit sempat "batuk-batuk" karena ekspor sempat dihentikan. Jadi kita sempat komplain ke Bank Indonesia soal kredit. Perbankan hanya bantu saat kita sukses," ungkapnya.

Pekerja sedang menata briket batok kelapa yang akan diekspor ke luar negeri, Senin, 4 Juli 2022 [SuaraSulsel/Lorensia Clara Tambing]

Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan Ashari Faksirie Radjamilo mengatakan kendala yang dihadapi ekspor briket saat ini adalah soal izin di pelabuhan. Pemilik kontainer menolak briket dari Sulsel karena dinilai rawan terbakar.

Kini, Pemprov Sulsel sudah meminta agar Bea Cukai bisa membantu para eksportir soal izin.

Baca Juga: Aliansi Mahasiswa Pesisir Tuntut Polisi Usut Dugaan Penganiayaan Nelayan di Selayar

"Harus izin lewat Surabaya. Saya bingung kenapa Surabaya bisa, di Sulsel tidak. Kita minta Bea Cukai tolong loloskan ini. Karena ternyata peminatnya sangat besar," kata Ashari.

Ia berharap ekspor briket ke depan bisa langsung ke negara tujuan. Tidak lagi melalui Surabaya untuk memotong biaya produksi.

"Kita upayakan segera direct call. Jangan lagi lewat Surabaya karena cukup mahal," kata Ashari.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Baca Juga: PT Industri Kapal Indonesia Sudah Produksi 3 Kapal Roro Baru Khusus Kepulauan Selayar

Load More